Pada masa lalu pohon jarak hanya dimanfaatkan buahnya yang mengandung minyak jarak sebagai obor atau dian untuk penerang.
Karena tidak banyak manfaatnya, pohon jarak tidak dibiarkan tumbuh hingga besar. Begitu tumbuh rimbun maka akan ditebang.
Beberapa hari kemudian setelah ditebang, akan tumbuh tunas baru bahkan potongan dahan akan tumbuh jadi tanaman baru juga.
Ada mitos pada masyarakat tradisional Jawa, pohon jarak ditanam petani di pinggir sawah sebagai pelindung petani jika ada hujan dan halilintar agar terhindar dari sambaran petir.
Caranya dengan menaruh perlengkapan pertanian jauh dari pohon jarak lalu petani duduk di bawah pohon jarak.
Tapi biasanya petani yang telah mengenal tanda-tanda alam seperti angin semilir dan dingin lalu terlihat gumpalan awan hitam merupakan tanda akan hujan. Petani pun segera menghentikan pekerjaannya dan pulang sebelum hujan turun.
0 0 0
Pada masa kini, pohon jati masih banyak dibudidayakan terutama di daerah kering. Misalnya sepanjang pesisir selatan tanah Jawa.