Pohon jati pada umumnya hanya dimanfaatkan batang kayunya. Misalnya untuk kusen, jendela, pintu, lemari, dan meja kursi.
Saat masih hidup ada juga yang memanfaatkan daunnya untuk bungkus atau wadah makanan. Tapi sekarang jarang digunakan dengan alasan bulu daunnya ada debu yang menempel. Bahkan kemungkinan ada bulu ulat atau kotoran serangga.
Setelah pohon jati sudah dianggap tua atau berumur sekitar 25-30 tahun akan ditebang. Dan pangkal pohonnya didongkel untuk ditanami pohon jati baru.
Pangkal jati dimanfaatkan untuk aneka ragam karya seni, seperti patung atau kursi taman.
Bila pangkal jati tidak didongkel maka akan tumbuh dahan baru tetapi diameter dahannya sangat kecil dan tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal selain untuk kayu bakar.
0 0 0
Pohon jarak merupakan tanaman perdu yang banyak tumbuh liar di tepi sungai atau tempat yang basah.Â
Pohon jarak biasanya ditanam hanya sebagai batas kepemilikan sebuah lahan. Juga sebagai betek atau tanaman yang digunakan sebagai penahan erosi pada lahan yang miring.
Maka ada jenis pohon jarak yang disebut jarak pagar.
Pada masa lalu pohon jarak hanya dimanfaatkan buahnya yang mengandung minyak jarak sebagai obor atau dian untuk penerang.
Karena tidak banyak manfaatnya, pohon jarak tidak dibiarkan tumbuh hingga besar. Begitu tumbuh rimbun maka akan ditebang.
Beberapa hari kemudian setelah ditebang, akan tumbuh tunas baru bahkan potongan dahan akan tumbuh jadi tanaman baru juga.
Ada mitos pada masyarakat tradisional Jawa, pohon jarak ditanam petani di pinggir sawah sebagai pelindung petani jika ada hujan dan halilintar agar terhindar dari sambaran petir.
Caranya dengan menaruh perlengkapan pertanian jauh dari pohon jarak lalu petani duduk di bawah pohon jarak.
Tapi biasanya petani yang telah mengenal tanda-tanda alam seperti angin semilir dan dingin lalu terlihat gumpalan awan hitam merupakan tanda akan hujan. Petani pun segera menghentikan pekerjaannya dan pulang sebelum hujan turun.
0 0 0
Pada masa kini, pohon jati masih banyak dibudidayakan terutama di daerah kering. Misalnya sepanjang pesisir selatan tanah Jawa.
Hal yang cukup unik, kayu jati kualitasnya jauh menurun. Jika untuk perabot rumah mudah lapuk dan dimakan ngengat bahkan rayap.
Pepatah Jawa mengatakan 'wolak-walike jaman'. Jaman telah berubah.
Pohon jati pun banyak ditanam hanya sebagai batas lahan dan penahan longsor. Seperti pohon jarak.
Jika ditebang pun dibiarkan tumbuh tunas baru.Â
0 0 0
Pepatah Jawa mengatakan: tunggak jati mati, tunggak jarak mratak. Artinya pohon jati tidak akan menumbuhkan tunas baru yang bagus, sebaliknya pohon jarak sekalipun ditebang habis hingga pangkalnya tetap akan menumbuhkan tunas baru yang bagus dari dahan yang dibuang.
Makna dari pepatah ini, seseorang yang mempunyai kedudukan atau kekuasaan tidak akan menurunkan pada anak cucunya.Â
Sebaliknya orang kecil atau kaum papa dalam keadaan bagaimana pun susahnya tetap bertahan dan hidup bahkan tumbuh subur.
0 0 0
Wolak -walike jaman. Jaman telah berubah atau dipaksakan untuk berubah.
Keturunan penguasa pun bisa tumbuh sebagai penguasa baru.Â
Apakah sebagus kayu jati yang telah ditebang atau hanya jadi kayu bakar belaka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI