Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pesan Terakhir Lelaki Tua

21 April 2024   21:59 Diperbarui: 21 April 2024   22:49 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku ingin ia segera menikah. Bisakah kamu menyampaikan?"

0 0 0

Gerimis makin deras dan udara dingin makin mencekam.

"Saya belikan kopi ya, Pak..."

Kembali ia menjawab dengan senyuman.

Tak perlu waktu lama aku membeli dua gelas kopi jae di kantin rumah sakit.

Tetapi saat kembali ke selasar untuk memberikan kopi itu, lelaki tua itu sudah tak ada di tempat.

Segelas kopi kutaruh di dekat tikar dan segelas lainnya kuminum sendiri.

Baru sesruputan kopi kuminum sebuah pesan singkat masuk di hape meminta aku segera kembali ke kamar.

Hampir saja aku pingsan saat di depan kamar kulihat tiga perawat mendorong felbet dengan pasien ditutup selimut seluruh tubuhnya.

Spontan kubuka selimut di bagian wajah. Astaghfirullah bukan istriku tapi lelaki tua di selasar tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun