Tambir karya Pak Sugeng ada tiga ukuran, 35cm, 50 cm, dan 75cm. Harganya 35 ribu, 45 ribu, dan 65 ribu rupiah.
Dalam penjualan tambir, Pak Sugeng hanya menunggu pemesanan dan pengambilan oleh konsumen. Jadi tidak menawarkan atau mengirim ke penjual atau konsumen.
Anyaman bambu sebelum dijadikan tambir ternyata juga menarik wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Yogyakarta.
Beberapa kali anyaman bambu karya Pak Sugeng dibeli wisatawan mancanegara dari Australia, Jerman, dan Amerika. Anyaman ini akan dijadikan hiasan dinding dan plafon rumah para wisatawan.
Fenomena berkembangnya kafe-kafe bernuansa tradisional yang menyajikan menu dengan perlengkapan makan dari anyaman bambu pada saat ini menggeliatkan kembali kerajinan tangan perlengkapan ini.
Perlengkapan dapur dari anyaman bambu yang kembali menggeliat tentu saja mengangkat perekonomian para pengrajin. Termasuk keluarga Pak Sugeng yang berhasil mengasuh dan mendidik ketiga putranya hingga perguruan tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H