Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hindari Ayam Jago Bertarung

21 Desember 2022   13:38 Diperbarui: 21 Desember 2022   14:13 1504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Alasan inilah pihak keamanan melarang adu jago. Bukan sekedar judi tapi sangat kejam. Apalagi ada yang menambah jalu atau taji buatan dari pisau kecil. Sadis.

Dalam pertarungan alami dan liar sangat sulit dipisahkan jika keduanya sama-sama kuat dan bandel. Disiram dengan air atau diusir dengan sapu hanya lari sebentar mencari tempat lain untuk melanjutkan pertarungan. Dan semakin sulit dipisahkan jika bertarung di antara semak perdu yang rimbun dan berduri.

Jika kita berusaha masuk untuk melerai ada kemungkinan tersengat ulat bulu atau gigitan ular hijau dan ular kayu. Berbahaya juga.

Menangkap salah satu, bisa jadi yang ditangkap akan marah lalu mematuk dan mencakar. Sungguh sakit sekali.  Sedang ayam yang tidak ditangkap merasa dirinya kuat akan mengejar ayam yang ditangkap. Bila perlu menabluk dan mematuk yang menangkap dan melerai.

Salah satu akibat tablukan si jago. | Dokumen pribadi.
Salah satu akibat tablukan si jago. | Dokumen pribadi.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Si Merah sudah lari. | Dokumen pribadi
Si Merah sudah lari. | Dokumen pribadi

Si Hijau babak belur tetap mengejar. | Dokuken pribadi 
Si Hijau babak belur tetap mengejar. | Dokuken pribadi 

Haruskah ada yang mati?

Pengalaman memelihara dan mengamati kehidupan ayam demikian adanya. Tetapi kejadian hingga satu ayam mati baru saya lihat siang tadi sekitar jam 11 siang. Sungguh sangat menyesal tidak bisa memisahkan melihat keuletan mereka bertarung di kebun jati dan bamboo dan berlanjut di semak belukar.

Sebenarnya, ketika saya usir dengan ujung dedaunan bambu mereka sudah terpisah. Namun begitu saya pergi, jago yang merasa kuat menyerang lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun