Alasan inilah pihak keamanan melarang adu jago. Bukan sekedar judi tapi sangat kejam. Apalagi ada yang menambah jalu atau taji buatan dari pisau kecil. Sadis.
Dalam pertarungan alami dan liar sangat sulit dipisahkan jika keduanya sama-sama kuat dan bandel. Disiram dengan air atau diusir dengan sapu hanya lari sebentar mencari tempat lain untuk melanjutkan pertarungan. Dan semakin sulit dipisahkan jika bertarung di antara semak perdu yang rimbun dan berduri.
Jika kita berusaha masuk untuk melerai ada kemungkinan tersengat ulat bulu atau gigitan ular hijau dan ular kayu. Berbahaya juga.
Menangkap salah satu, bisa jadi yang ditangkap akan marah lalu mematuk dan mencakar. Sungguh sakit sekali. Â Sedang ayam yang tidak ditangkap merasa dirinya kuat akan mengejar ayam yang ditangkap. Bila perlu menabluk dan mematuk yang menangkap dan melerai.
Haruskah ada yang mati?
Pengalaman memelihara dan mengamati kehidupan ayam demikian adanya. Tetapi kejadian hingga satu ayam mati baru saya lihat siang tadi sekitar jam 11 siang. Sungguh sangat menyesal tidak bisa memisahkan melihat keuletan mereka bertarung di kebun jati dan bamboo dan berlanjut di semak belukar.
Sebenarnya, ketika saya usir dengan ujung dedaunan bambu mereka sudah terpisah. Namun begitu saya pergi, jago yang merasa kuat menyerang lagi.