Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

[Story Photography] Percakapan dalam Sebuah Keluarga Desa di Tengah Tekanan Ekonomi Menghadapi Covid-19

7 April 2020   13:45 Diperbarui: 7 April 2020   15:58 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sang ayah yang memikirkan pendapatannya yang merosot karena si juragan juga turun pendapatan hasil dagang buah langsep yang mulai panen namun sepi pembeli. Selain itu, sang ayah juga susah menagih hutang pada teman sesama buruh tani.

Si ibu yang berjualan rujak dan nasi pecel serta minuman juga sepi pembeli karena tempat wisata alami Jenon juga ditutup untuk memutus penyebaran Covid-19. Kini yang diharapkan hanya pembeli lokal dari para petani yang bekerja di sawah sekitarnya. 

Si anak, harus pulang ke rumahnya setelah hampir setahun ke kota bekerja di sebuah komplek pertokoan yang kini harus tutup untuk menjaga penyebaran Covid-19 pula. 

Hal yang amat menarik mereka, yakni: ayah, ibu, dan anak dalam membicarakan bukan hanya dalam  dalam suasana serius tetapi kadang dengan nada guyonan sehingga pembicaraan mengalir dalam suasana yang tetap membawa kebahagiaan.

Ke 10. Dokpri
Ke 10. Dokpri
Ke 11, Dokpri
Ke 11, Dokpri
Ke 12. Dokpri
Ke 12. Dokpri
Ke 14. Dokpri
Ke 14. Dokpri
Seperti biasa, kamera DSLR mulai ditinggalkan penulis yang hanya menggunakan smartphone kelas menengah seharga di bawah dua juta. Maka teknik fotografi yang diandalkan penulis hanya dari sisi sudut pengambilan. 

Sedang teknik pencahayaan dan rana bisa dikatakan sedikit diabaikan. Jarak pengambilan dari subyek antara 0.9-1,5 m saja. Penulis hanya bergeser sedikit kiri-kanan, maju-mundur, dan naik-turun atau jongkok berdiri.

Sebelum mengabadikan, penulis tidak secara khusus minta ijin tetapi mengajak berbicang santai sehingga diterima dalam suasana kekeluargaan dan kala jeprat-jepret pun mereka tak terganggu bahkan tampil apa adanya.   

Ke 15. Dokpri
Ke 15. Dokpri
Ke 16. Dokpri
Ke 16. Dokpri
Dokpri
Dokpri
Berangkat lagi.... Dokpri
Berangkat lagi.... Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun