Sang ayah yang memikirkan pendapatannya yang merosot karena si juragan juga turun pendapatan hasil dagang buah langsep yang mulai panen namun sepi pembeli. Selain itu, sang ayah juga susah menagih hutang pada teman sesama buruh tani.
Si ibu yang berjualan rujak dan nasi pecel serta minuman juga sepi pembeli karena tempat wisata alami Jenon juga ditutup untuk memutus penyebaran Covid-19. Kini yang diharapkan hanya pembeli lokal dari para petani yang bekerja di sawah sekitarnya.Â
Si anak, harus pulang ke rumahnya setelah hampir setahun ke kota bekerja di sebuah komplek pertokoan yang kini harus tutup untuk menjaga penyebaran Covid-19 pula.Â
Hal yang amat menarik mereka, yakni: ayah, ibu, dan anak dalam membicarakan bukan hanya dalam  dalam suasana serius tetapi kadang dengan nada guyonan sehingga pembicaraan mengalir dalam suasana yang tetap membawa kebahagiaan.
Sedang teknik pencahayaan dan rana bisa dikatakan sedikit diabaikan. Jarak pengambilan dari subyek antara 0.9-1,5 m saja. Penulis hanya bergeser sedikit kiri-kanan, maju-mundur, dan naik-turun atau jongkok berdiri.
Sebelum mengabadikan, penulis tidak secara khusus minta ijin tetapi mengajak berbicang santai sehingga diterima dalam suasana kekeluargaan dan kala jeprat-jepret pun mereka tak terganggu bahkan tampil apa adanya. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H