Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Antara Mitos, Kenyataan, dan Tarian dalam Mantra "Jaran Guyang"

14 November 2018   15:11 Diperbarui: 14 November 2018   21:37 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta ditolak. Kasihaaaan..... Dokpri

Menggali ilmu seperti ini pada masyarakat bukanlah hal yang mudah. Seperti kala penulis harus menelusuri ke pedalaman tentang santet atau nini thowok dan nyi putut yang tak terlalu sangar. Kecurigaan mereka yang diajak bicara pada akhirnya luluh juga ketika penulis disadari bukan bermaksud mencari ilmu atau mau menaklukkan seseorang. Bahwa pada masa lalu jaran guyang dan sejenisnya memang ada harus diakui.

Apakah mantra-mantranya seperti yang bisa dicari di dunia maya atau buku-buku?

Memang benar. Tetapi setiap pelaku dan dukunnya mempunyai tradisi atau tatacara atau lelaku yang berbeda satu sama lain yang tak bisa diketahui oleh yang lain. Bahkan sang peminta pun tidak akan mengetahui ritual apa yang dilakukan dukunnya.

Kusebar bunga panca warna.... Dokpri
Kusebar bunga panca warna.... Dokpri
Paiti takluk. Dokpri
Paiti takluk. Dokpri
Masih adakah pada masa kini yang memakainya? Seorang dukun hanya tersenyum sambil menunjukkan sebuah takir berisi bunga pancawarna yang akan diberikan pada seseorang yang ingin dicintai oleh pujaannya.

Semar mesem, sabuk mangir, atau jaran guyang memang menjadi salah satu budaya masyarakat kita yang unik. Bisa membuat merinding. Namun sungguh indah disajikan dalam bentuk sebuah tarian yang indah untuk ditonton. Sebuah karya seni bukan sekedar keluar dari jiwa atas dasar imaji atau khayalan  sang pencipta tari. Sebab karya sastra dan karya seni selalu dipengaruhi oleh masa dan peristiwa di mana sang pencipta atau seniman tersebut tinggal dan berbudaya.

Salam budaya.

Rahayu....rahayu....rahayu....

Ganti Paiti merayu Sujono. Dokpri
Ganti Paiti merayu Sujono. Dokpri
Paiti menggendong Sujono. Dokpri
Paiti menggendong Sujono. Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun