Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Horor dan Misteri] Prahara Jumat Legi

23 September 2016   12:08 Diperbarui: 23 September 2016   13:40 1625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Hanya sedikit Mbah….”

“ Tak apa. Sudah kamu bawa?”

“ Sudah Mbah…” katanya sambil mengeluarkan tiga bungkusan kertas lusuh. Sebuah berisi beberapa paku tanggung. Sebuah lagi berisi jarum, peniti, paku kecil, dan mur baut. Dan yang lain berisi dua bongkah kecil kemenyan.

“Sungguh ini kemenyan Jawa?” tanyaku meyakinkan.

“Iya Mbah…”

Aku hanya mengangguk namun yakin ini memang kemeyan yang sering kupakai.

“Kau berani pulang dari tepi hutan ini pada jam dua belas malam?”

“Kok malam Mbah?”

“ Gak berani?”

“Berani Mbah… berani…”

“Nah….gitu. Ini kan wetonmu. Tanda kejayaanmu. Tanda kekuatanmu untuk hidup di dunia. Pada malam inilah ibumu berjuang antara hidup dan mati demi kehidupanmu. Kau harus tirakat. Bukan untuk mencari kesenangan diri saja….”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun