Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Akhirnya Orangtua Sakti itu Meninggal Dunia dengan Tenang

23 Maret 2016   14:10 Diperbarui: 23 Maret 2016   14:20 1341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Gusti Allah Pangeran kita mboten bakal maringi ukuman tiyang ingkang rumaos dosanipun, namung jiwa menika kedah dipunresiki malih…” ( Allah Tuhan kita, tak akan menghukum orang yang mengakui dosanya, hanya jiwanya harus dibersihkan…)

Tampak wajah lega setelah Mbah Wiro mengungkap isi hatinya. Tangan dingin yang erat memegangku terasa melemah. Suara hembusan lembut dari bibir orangtua yang perlu teman dan pendampingan tulus membuatku trenyuh. Ketika tatapannya makin kosong, tangannya kudekap erat sambil berdoa mohon pengampunan dosa dan jalan yang lapang bagi Mbah Wiro.

Lingsir wengi, ketika malam semakin hening Mbah Wiro meninggal dunia dengan tenang. Meninggal dunia atas kehendakNya bukan karena merang dan daun  kelor yang disediakan keluarganya bila aku membutuhkan dan tega melakukannya.

Desa Wajak, Malang

12 September 2004

*Kisah Nyata

Catatan:

·         Cekelan : Jimat ( benda ) atau ajian ( mantra ) dan ilmu ( kemampuan di atas kodrati tapi bukan adi kodrati ) yang dipercaya mempunyai kekuatan gaib bagi yang memiliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun