Mohon tunggu...
Ardy Pratama
Ardy Pratama Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Hanya seorang pengamat, bukan seorang ahli... Yang menyampaikan opini dalam bentuk tulisan dari sudut pandang diri sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lion Air, "We Make People Cry"?

21 Februari 2015   22:15 Diperbarui: 4 April 2017   17:24 2424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal penumpang hanya butuh kejelasan : kami terbang atau tidak. Kalau jadi terbang, kira-kira kapan? Dan kalau tidak jadi terbang, kompensasi kami bagaimana? Proses refund seperti apa?

Namun direksi Lion Air seperti tidak bergeming. Bahkan Jum'at kemarin. Angkasa Pura akhirnya turun tangan untuk menalangi dana kompensasi bagi para penumpang. Saat diundang untuk meeting guna menyetujui dana talangan pun pihak Lion Air datang di saat-saat akhir, padahal sudah berjam-jam ditunggu oleh Angkasa Pura dan Kemenhub.

Padahal bukan hanya kerugian materi saja yang dialami oleh para penumpang. Mereka harus kehilangan tenaga dan waktu. Bahkan tidak sedikit wisatawan asing yang menjadi korban. Mereka yang harusnya bisa mengejar penerbangan lanjutan ke negara asal mereka, harus terlunta-lunta tanpa adanya kejelasan. Ada orang tua yang terpaksa memundurkan jadwal pernikahan anaknya akibat jadwal terbangnya entah tertunda sampai kapan.

Bukan yang Pertama


Insiden penundaan dan pembatalan Lion Air ternyata membuka dugaan-dugaan lebih lanjut. Maskapai Low Cost Carrier (LCC) Indonesia yang sempat digadang-gadang paling sukses itu, terindikasi mempunyai segudang masalah.

Mulai dari beban utang, track record buruk, hingga perlakuan ke pegawai tak selayaknya. Tapi, kasus yang dialami oleh Lion Air bukan menjadi yang pertama.

Meski menegaskan bahwa penundaan saat ini merupakan kesalahan teknis, tak bisa dipungkiri bahwa citra Lion Air bakal terus menurun.

Pada 2013, terdapat kerjadian tertundanya 55 penerbangan yang ada karena ada permasalahan dengan pegawai ground handling di Bali.

Selain permaslahan delay, maskapai milik Rusdi Kirana itu pun sudah mengalami puluhan permasalahan teknis. Kebanyakan kasus kecelakaan tersebut adalah tergelincirnya pesawat saat memasuki landasan.

Tahun lalu, pesawat Lion Air sempat mengalami kecelakaan saat mendarat Bandara Ngurah Rai dan menyebabkan dua penumpang terluka.

Namun, baru satu kecelakaan dari maskapai tersebut yang menyebabkan korban tewas. Yakni, insiden tergelincirnya di Bandara Adisumarmo, Solo, yang menewaskan 26 orang penumpang.

Karena track record tersebut, Skytrax, lembaga pemeringkat industri penerbangan, memberikan berikan Lion Air rating dua bintang. Dalam laporan tersebut, Skytrax memberikan penilaian paling rendah dalam penanganan penundaan dan pembatalan terbang dengan 1,5 bintang dari skala lima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun