Masa pandemi corona ini membuat masyarakat semakin was-was. Kebiasaan baru harus segera dibiasakan. Apalagi kita harus menyesuaikan diri dengan protokol kesehatan yang ada. Pastinya biar nggak ketularan virus ini.Â
Penyebaran virus covid-19 bisa terkontrol ketika masyarakat mengikuti protokol kesehatan. Istilahnya sekarang sih "New Normal".Â
Meski begitu, baik sebelum ada "New Normal" maupun ketika sudah diterapkan, berbagai aktivitas kita jadi terhambat dan terhalang oleh jarak.Â
Contohnya saja "social distancing" dan "physical distancing", istilah untuk jaga jarak agar aman dari tertularnya virus covid-19 ini. Masyarakat harus menjaga jarak untuk melakukan aktivitas tatap muka ataupun aktivitas sosial.Â
Menurut saya ini kan bikin ribet dan menganggu banget! Manusia kan makhluk sosial, berkumpul dan mendekatkan diri itu kan hal lumrah. Masa harus jaga jarak sih!?Â
Mau tidak mau, memang harus seperti itu. Tetapi hal ini berdampak besar bagi pekerjaan saya yang seorang penjual jajan.Â
Saya membeli jajanan pasar murah lalu saya distribusikan atau titipkan ke toko-toko sekitar rumah saya setiap harinya. Selain itu saya juga membuat martabak telur.Â
Namun, ternyata tidak sebanyak dulu yang membeli, jajanan pasar dan martabak telur saya banyak tersisa. Laku sedikit dan balik modal syukur. Tapi kalau rugi, ya jadi buntung.Â
Saya merenung jadinya, "apakah ini karena orang-orang sering banget di rumah jadi mager keluar rumah?". Itu bisa jadi salah satu faktornya.Â
Tapi ternyata ada faktor eksternal lain juga. Yakni portal-portal di daerah rumah saya banyak yang ditutup aksesnya.Â