Mohon tunggu...
Ardy Firmansyah
Ardy Firmansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencari candu yang baru | Surat-surat Nihilisme

Lagi belajar nulis di Kompasiana~

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menyoal Kasus Vandalisme Massal, Benarkah Kelompok Anarko atau Asal Gambar Simbol?

14 April 2020   17:45 Diperbarui: 16 April 2020   09:41 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anarcho, sumber unsplash

Kenapa? karena seseorang akan merasa mengetahui hal yang tidak semua orang ketahui dan itu membuat dirinya merasa keren. Terutama jika itu dijadikan bahan pembicaraan dengan orang-orang terdekat, mereka bakal kagum melihat seseorang menyampaikan sesuatu yang menarik seperti konspirasi sebuah kasus ataupun dalam sebuah pemerintahan. 

Namun beberapa diantaranya mengatakan jika terkadang apa yang dijelaskan di teori konspirasi tidak logis. Tetapi ketika "delivery" nya menarik orang-orang pasti akan tertarik mengikutinya. Dan karena itu bisa saja teori konspirasi menjadi sangat populer dan disukai banyak orang

Meski begitu mereka menganggap jika teori konspirasi itu hanyalah sebuah "entertaiment" yang menyenangkan. Akan sangat berbahaya jika terlalu mempercayainya karena dampaknya sama seperti berita hoaks. 

Orang-orang akan sulit membedakan mana hoaks dan mana konspirasi. Ketika suatu teori konspirasi sudah mempunyai banyak peminat dan pembaca, akan sulit untuk mereka mencoba mencari tahu informasi yang benar. 

Teori konspirasi akan bagus jika berasal dari informasi yang tepat serta teori populer yang masuk akal. Tetapi konspirasi akan sangat buruk jika berasal dari informasi yang salah.

Menariknya lagi, menurut doktor filsafat Mari-Liis Madisson dari University of Tartu  menyebutkan bahwa teori konspirasi yang sering ditampilkan dan muncul pada budaya populer (seperti film, series televisi, animasi, musik dsb) membuat teori konspirasi ini semakin menarik, keren dan banyak disukai. 

Referensi dari budaya pop mendorong orang-orang untuk terus mencari motif atau makna yang ada di dalamnya. Selain itu fantasi yang sering dibayangkan terkait konspirator ataupun teorinya dalam beberapa produk budaya pop akan mempengaruhi aspek kehidupan orang-orang dalam bermasyarakat. 

Orang-orang akan sering mempertanyakan dan memprovokasi nilai, norma, dan aturan dominan yang sudah ada di masyarakat. Teori konspirasi juga dapat mewakili perasaan takut, kemarahan, dan superioritas moral yang diterjemahkan dalam bahasa ataupun tulisan yang eksplisit. 

Hal ini terlihat dari coretan-coretan para pelaku vandalisme seperti "Kill The Rich", " Mati konyol apa mati melawan", "Sudah krisis saatnya membakar", "Rakyat tidak butuh Negara", "Bubarkan Negara". Coretan tersebut mewakili superioritas dan keadilan moral para pelaku yang terlibat yang bisa saja itu terpengaruh dari sebuah teori konspirasi belaka.

Entah bagaimana mereka mengkonsumsi sebuah informasi dan pengetahuan, sehingga merasa negeri ini tidak adil dan untuk membuat semua masyarakat paham, mereka melakukan vandalisme dan menggambar logo Anarko. 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun