Mohon tunggu...
Ardy Firmansyah
Ardy Firmansyah Mohon Tunggu... Freelancer - Mencari candu yang baru | Surat-surat Nihilisme

Lagi belajar nulis di Kompasiana~

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Attack on Titan", Manga Jepang, Prasangka, dan Isu Kelompok

10 Februari 2020   13:35 Diperbarui: 11 Februari 2020   18:52 6758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari attackontitan.fandom.com

Sebenernya merasa gabut nulis akhir-akhir ini, gak tau kenapa.

Tapi setelah baca Komik Attack on Titan, ide muncul dengan brilliannn~. Mantap Sekali.

Di sini saya mau membahas tentang Komik atau dalam bahasa Jepangnya Manga. Manga Jepang memang selalu sarat akan isu dan nilai penting yang sangat menarik dalam setiap alur ceritanya. Seperti One Piece dengan nilai Persahabatan, Naruto dengan Motivasi Pantang Menyerah dalam mencapai cita-cita. Tak terkecuali juga Attack on Titan.

Iya Attack on Titan. Siapa di sini yang tahu Attack on Titan angkat tangan!? (Yak, Penggemar Manga dan Anime nih, Hehe). Jadi, Attack on Titan atau bahasa Jepangnya Shingeki No Kyojin ini merupakan salah satu manga populer yang berhasil mendaaptakan hasil penjualan kurang lebih 5 Juta eksemplar dan berhasil menduduki peringkat ke 7 dalam Best Selling Manga in Japan Tahun 2019.

Alur cerita di dalam manga ini sangat mengesankan bagi saya. Kenapa? karena isu yang di angkat sangat related dengan saya apalagi ini tentang hal yang meresahkan akhir-akhir ini di masyarakat dan dunia, yakni isu kemanusiaan (terutama ketika baca chapter terbaru akhir-akhir ini)

Saya akan menceritakan garis besarnya, yang pastinya saya juga akan Spoiler. Tapi gak apa-apa biar semuanya pada ngerti.

Attack on Titan menceritakan tentang "Umat Manusia" yang hidup terancam kepunahan akibat Monster Raksasa (Titan) yang mengincar mereka sebagai makanan. Titan ini hanya tertarik dengan manusia sebagai santapannya bukan hewan ataupun tumbuhan, Titan juga memakan bukan atas dasar rasa "lapar" tetapi karena hanya ingin "membantai" manusia. Maka dari itu manusia kabur ke Pulau Paradis berusaha membangun 3 Lapis tembok seukuran 50 Meter untuk melindungi diri dan hidup bermasyarakat, berkat hal tersebut umat manusia hidup damai selama 100 tahun

Lalu datang petaka, tiba-tiba ada Titan berukuran 60 Meter yang menyerang dan menghancurkan pintu utama tembok berukuran 50 meter tersebut. Sehingga Titan lain masuk dan memakan manusia yang hidup di situ sebagai santapannya. Manusia yang lain berusaha melarikan diri dengan bantuan militer, menuju tembok yang lebih dalam. Eren Yeager sang tokoh utama yang kehilangan Ibunya di depan matanya karena telah di makan oleh Titan, berusaha masuk militer untuk membalas dendam dan membasmi semua Titan yang ada di dunia ini tanpa ada yang tersisa sekalipun.

Usut punya usut, ternyata Titan yang menyerang Tembok adalah seorang manusia (Titan Shifter; Manusia yang mempunyai kemampuan untuk berubah menjadi Titan) yang berasal dari Luar tembok yang sedang menjalankan sebuah misi untuk mencari Titan Coordinator (Titan Utama) yang ternyata telah berada di dalam tubuh Eren Yeager.

Selain itu Titan yang berada di luar tembok sebenarnya adalah Manusia yang terbuang dan di suntik untuk menjadi Titan yang berasal dari Negeri Marley. Lo kan Bingung?

Jadi ada dua Kelompok disini yang berkonflik yakni Kelompok Eldia yang tinggal di Pulau Paradis dan Kelompok Marley yang sangat berkuasa atas Militer. Sejarahnya, Kelompok Eldia 1800 tahun lalu sangat kuat karena mempunyai Titan Coordinator yakni Ymir Fritz (pemilik pertama kekuatan Titan), ketika Ymir meninggal, Jiwa Ymir terbagi menjadi sembilan titan, Sembilan Titan Shifter tersebut yang membantu terbentuknya kekaisaran Eldia.

Dengan kekuatan Titan, Marley tidak sanggup bertarung dengan seimbang dalam peperangan ini. Kekaisaran Eldia akhirnya menjadi sebuah negeri baru yang maju dan menguasai seluruh dunia. Para petinggi Eldia dan kelompok militernya secara keji melakukan penindasan bahkan pemerkosaan terhadap orang-orang yang berasal dari kelompok yang lebih lemah.

Tetapi kenapa bisa banyak orang Eldia (yang diawal cerita disebut "Umat Manusia") berada di pulau Paradis dan malah berusaha untuk melindungi diri dengan membangun tembok? sebenarnya akar permasalahan dari runtuhnya kekaisaran Eldia adalah Raja Fritz ke 145. 

Alih-alih untuk berusaha mempertahankan kekuasaan yang sudah  di jalankan selama 1700 tahun oleh pemerintahan sebelumnya, Raja Fritz memutuskan pindah ke Pulau Paradis bersama dengan keluarga dan beberapa masyarakat Eldia. Dan hal ini langsung berimbas kepada pemberontakan Kelompok Marley. Dengan memanfaatkan absennya sang pemimpin, kelompok Marley  pun mendapatkan tujuh dari sembilan jiwa Ymir dan balik berkuasa serta menjadi sebuah negara yang makmur.

Raja Fritz dan pengikutnya di pulau paradis hidup dengan damai dan ingatan masa lalu penduduk pulau Paradis ketika hidup di luar pulau tersebut di hapus oleh sang Raja, sedangkan kelompok Eldia yang terjebak di negeri Marley menjadi korban diskriminasi. Mereka tinggal di kawasan yang kumuh, merasakan penderitaan karena selalu dianiaya, serta masyarakat Eldia yang terjebak di negeri Marley harus mengenakan penanda khusus yang menjadi pembeda antara Orang Marley dan Orang terkutuk dari Eldia.

Zaman pun berubah, Marley menjadi sangat berkuasa dan Eldia menjadi tertindas baik di dalam dan di luar Pulau Paradis. di Luar pulau Paradis, Kaum Eldia menjadi masyarakat kelas dua, sedangkan di dalam Pulau Paradis, Marley secara berkala mengirim orang Eldia yang terbuang sebagai Titan Buas. 

Orang-orang yang berada di pulau paradis akhirnya terkurung dan tak bisa sembarang menjelajah area luar tembok yang sudah di penuhi oleh pemangsa mereka. Negara Marley memberikan doktrin ke penduduk dan juga masyarakat dunia, bahwa kaum Eldia adalah turunan Iblis (di dalamnya mengalir darah Titan buas) yang melakukan pembantaian dan diskriminasi selama ribuan tahun pada mereka di zaman dulu dan kaum Eldia harus di basmi. (Kayak Yahudi di Jerman)

Dalam akhir alur cerita manga ini, orang-orang Pulau Paradis akhirnya mengetahui bahwa ada yang berusaha menyerang mereka dari luar Tembok. Masyarakat dalam tembok sudah di cap sebagai keturunan Iblis, lalu seluruh negara di dunia juga sangat membenci keberadaan kaum Eldia di Pulau Paradis. Masyarakat Paradis pun akhirnya berusaha melakukan pemberontakan dan penyerangan.

Menariknya adalah beberapa tokoh dalam Attack on Titan ini yang menjadi pasukan militer di masing-masing kubu, ketika menyusup, mereka mendapatkan pencerahan dan kebencian mereka berangsur berkurang. "Mereka bukan Iblis, mereka sama-sama Manusia" serta "Di dalam tembok dan di luar pulau itu sama". 

PRASANGKA DAN ISU KELOMPOK

Prasangka dan permasalahan antar kelompok memang sering sekali terjadi di belahan dunia manapun. Contohnya sekelompok orang yang dianggap ekstrimis dalam ideologi menjadi objek serangan empuk dan digunakan sebagai bahan hate speech di masyarakat. 

Individu dari kaum LGBT yang menyebabkan masalah, kita langsung judge kelompok tersebut, Pendukung antar sepakbola yang saling ejek. Jangankan itu, ada dua orang yang berada dalam kelompok berbeda kita akan berburuk sangka. Dan yang paling ekstrem adalah peperangan seperti Israel dan Palestina, ataupun Sunda Empire dan Masyarakat Indonesia (Haha, bercanda).

Prasangka adalah penilaian atau sikap yang salah dan tidak di benarkan (cenderung negatif) terhadap individu berdasarkan keanggotaan individu dalam suatu kelompok sosial. Prasangka sering terjadi dalam lingkup antar kelompok dalam hal ini dan biasanya antar kelompok ini tidak memiliki pemahaman yang terhadap suatu hal. Prasangka bisa saja timbul akibat norma, nilai dan pemahaman kita tidak sesuai dengan orang lain.  

Ketika dalam situasi antar kelompok; hal ini bisa disebut dengan fenomena In-Groups dan Out-Groups. Dalam situasi kelompok  apalagi ada konflik antar kelompok, prasangka adalah hal yang tak jarang dilakukan oleh seorang Individu. Dan jika prasangka individu bisa menjadi nilai kelompok dan stigma negatif di masyarakat maka bisa jadi akan terjadi diskriminasi pada suatu kelompok.

Contohnya seperti manga Attack on Titan di atas, Jika di ibaratkan dalam hal ekstrem ini mungkin seperti Konflik Jerman Nazi dengan Yahudi dan juga Israel dengan Palestine, karena hal tersebut terjadi akibat peperangan. Ketika sejarah kelam menjadi pengalaman yang tidak bisa di lupakan, lalu pengalaman tragis itu menjadi sebuah nilai kelompok, dan nilai tersebut bisa menjadi dasar individu melakukan prasangka dan diskriminasi pada kelompok lain. Ini seperti lingkaran setan yang tiada hentinya untuk membenci suatu kelompok (Pengalaman Tragis - Nilai- dalih sebagai Prasangka dan Diskriminasi).

Banyak juga konflik antar kelompok yang sudah terjadi di Indonesia, contohnya seperti konflik Agama di Ambon, dan banyak menjadi korban di dalam peristiwa tersebut. Mereka saling lempar batu bahkan siap saling bunuh, dari anak-anak sampai tua menjadi korban dan meninggal.

 Apalagi melihat cerita Ronald Regang (Kristen) dan Iskandar Slameth (Islam) saat dalam konflik Ambon, mereka sangat menyesal akan kejadian itu, mereka berada di medan perang saat umur mereka masih belasan tahun. dan mereka saling membenci. Sekarang mereka tahu, bahwa hal tersebut terjadi karena kesalapahaman dan mereka juga sama-sama menjadi korban.

Manga karya Hajime Isayama ini, seperti memberitahu kepada para pembacanya, bahwa akar terjadinya peperangan adalah sejarah dan pengalaman tragis. Beliau seperti ingin menyampaikan "jangan sampai kejadian ini terulang kembali". Dendam dan kebencian adalah hasil dari prasangka dan diskriminasi yang di lakukan antar kelompok. Lalu bagaimana cara mereduksi prasangka ini agar tidak timbul tindakan diskriminasi?

Melalui Attack on Titan, Hajime Isayama ingin mengatakan bahwa kunci untuk mereduksi prasangka adalah berjumpa dan berdialog dengan kelompok yang berbeda. Hal ini terlihat ketika beberapa pasukan militer dari Eldia maupun Marley yang menyusup untuk mendapatkan informasi dan melakukan serangan. Mereka bisa saling memahami dengan hidup dan tinggal bersama serta sering melakukan dialog dari hati ke hati. Sama seperti kata Pandji Pragiwaksono dalam video youtubenya yang berjudul "Di Tanya di Gereja Mengenai Khilafah"

"Bayangin ada dua pulau, satu pulau curiga mulu sama yang lain begitu juga sebaliknya, tidak ada yang mau menyebrang untuk melakukan dialog, dan yang dibutuhkan adalah orang yang mau jadi jembatan ini dan mau melakukan dialog.. ""..Dialog dan ngobrol sama mereka untuk mencari tahu, itu yang bisa mengubah..." "..Perjuangannya bukan dengan pukulan atau senjata tapi keinginan untuk berdialog dengan orang-orang yang tidak kita kenal dan kita tidak pahami, menurut saya itu."

Dari sini kita bisa belajar dari budaya populer Jepang terutama dari Komik (Manga) yang ternyata mempunyai intisari cerita inspiratif dan memiliki makna yang dalam. Apalagi jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat. Semoga kita bisa belajar untuk mereduksi prasangka untuk mencegah tindakan diskriminatif. Dengan duduk bersama dan berdialog, manusia akan saling memahami.

Kritik dan Saran terbuka untuk Tulisan ini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun