Setelah puas berkeliling, kami berdua kembali ke tempat makan tadi dan berbuka puasa bersama. Sebuah moment yang tak akan terlupakan. Begitu indah bisa duduk berdua dan berbuka puasa dengan perempuan yang aku cintai. “Semoga dia adalah pilihan yang tepat buatku, Ya ALLAH..” doaku dalam hati. Thanks GOD!
Buka puasa bersamapun selesai. Kami meninggalkan tempat makan itu. Waktu sungguh tak terasa. Malam kian menjelang, sedangkan aku harus kembali pulang ke Karawang. Ku ajak Ratih menghentikan langkah sejenak.
“Sepertinya aku gak bisa sampai tengah malam, Honey…” kataku. “Karena aku harus kembali pulang ke Karawang, Sedangkan bus terakhir yang menuju kesana sekitar pukul sembilan..” paparku seraya melihat jam tangan.
“Oh..emm..iya, gak apa-apa..” jawab Ratih sedikit tersenyum.
Aku yakin dia bisa mengerti akan hal itu. Namun dari raut wajahnya terlihat seperti sedikit kecewa, mungkin dia masih ingin lebih lama menghabiskan waktu bersamaku.
Setelah keluar dari mall, kami berdua menaiki kendaraan umum. Ada perasaan sedih ada perasaan senang. Kami berdua kerap bercanda. Sesekali dia menggigit lengan kiriku, seperti pada saat di dalam mall tadi. Aku sempat memberikan sebuah bingkisan kepadanya.
“Oh…iya aku ada sesuatu untuk kamu..” aku mengeluarkannya.
Ratih terlihat penasaran. Kemudian aku memberikan bingkisan itu.
“Apa sih isinya?” tanya dia tambah penasaran.“Ini didalamnya Mukena..” kataku.
“Oh..ya ampun, makasih ya bingkisannya!” dia tersenyum.
Dia terlihat senang sekali menerima bingkisan dariku dan aku benar-benar menikmati suasana saat itu.