Mohon tunggu...
Ardom Arianto
Ardom Arianto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Alunan Nada Bercerita

2 Juni 2016   11:23 Diperbarui: 7 Juni 2016   15:03 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

                                                                             Kariya Ardom Arianto

Hari ini, tanggal 25 Agustus 2014 adalah hari yang akan menjadi sejarah dalam hidupku. Hari yang akan mempertemukan aku dengan belahan jiwaku kelak. Aku akan selalu mengingat hari ini, This day is my day!

Dia adalah seorang perempuan yang terkadang menyapaku dalam ingatan, bahkan disaat lelah menegur, kehadiran dialah yang selalu menjadi kekuatanku. Ratih namanya, aku selalu memanggilnya, “Honey”. Dia seorang perempuan yang tenang, ramah dan cantik.

Aku akan memaparkan beberapa rajutan kenangan bersama dia, ketika pertama kali bertemu dia. Semua keajaiban itu terangkai bagai alunan nada yang bercerita.

Kala itu pagi menjelang, semangatku tak pernah hilang. Bergegas aku menuju terminal Klari Karawang. Jam sembilan pagi sudah terlihat begitu ramai di dalam terminal. Aku mencari-cari bus jurusan Bekasi. Aku sempat kebingungan karena banyak sekali bus-bus yang berlalu lalang. Maklum saja baru kali ini aku melakukan perjalanan menuju Bekasi. Sempat ku hubungi temanku, Fery lewat handphone namun tidak ada balasan. “Gawat…” pikirku dalam hati.

Fery, temanku sering bepergian ke arah Bekasi, pastinya dia sudah hafal rute menuju kesana. Namun apa boleh buat, dia tidak bisa ku hubungi. “Sudahlah..Bismillah..” ucapku dalam hati seraya melangkah. Lagipula tekad ku sudah bulat untuk menemui Honey hari ini. Janji bukan sekedar janji, laki-laki sejati tidak pernah mengingkari janjinya.

Tak lama, di kejauhan aku melihat bus jurusan Bekasi. Dengan langkah yakin aku menaiki bus itu. Begitu masuk, hanya ada penumpang beberapa. Aku duduk sendiri merapat pada jendela bus. Melihat pemandangan diluar yang begitu ramai. Perasaan hatiku sedikit bergemuruh. Akankah aku bertemu dengannya hari ini. Aku sudah membayangkan, apa yang harus aku lakukan setelah bertemu dengannya. Berjuta perasaan dan bayangan simulasi pertemuan yang belum terjadi timbul silih berganti. Namun seiring dengan makin banyaknya penumpang yang naik, aku berusaha menempatkan pikiranku pada kondisi real.

Tak terasa bus sudah semakin jauh melaju hingga memasuki daerah Cikarang. Tiba-tiba handphoneku bergetar. Aku pun mengangkatnya. Ternyata SMS dari temanku, Fery. “Alhamdulillah..” ucapku dalam hati. Dia mengatakan kalau dia baru bangun tidur. “Sorry…” katanya. “ Gue baru bangun tidur” jelasnya. Aku pikir, pantas saja tadi dia tidak membalas dan mengangkat telpon dariku. Kami berduapun saling SMS an. Dia bilang, “Bareng aja berangkat ke Bekasinya”. Aku katakan, sudah telat, karena aku sudah dalam perjalanan menuju Bekasi.

Sempat dua kali aku turun naik dari bus. Cukup melelahkan karena aku sedang berpuasa. Tapi hanya ada satu dalam hatiku. Apapun yang terjadi, hari ini aku harus bertemu dengannya. Sambil termenung di dalam bus, aku berharap ini bus terakhir untuk sampai di Bekasi Kota.

Tak lama bus sudah memasuki kota Bekasi. Akupun turun dari bus. Aku melihat ke suasana sekitar. Akupun turun seiring dengan penumpang yang lain, aku berjalan melewati kampus Univeritas Islam Empat Lima (UNISMA). Aku melihat ada beberapa tukang ojek. Aku menghampirinya dan menanyakan dimana lokasi Mall Metropolitan (MM). Ternyata masih jauh dari sini, dan aku harus menaiki bus lagi. Tanpa berpikir panjang, akupun menaiki bus kembali.

Alunan Nada Bercerita Kariya ardom Arianto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun