Di Pileg DPR pun PKS juga menang. Partai ini mampu meraih total suara di Jakarta sebesar 1.143.912 suara, 19,01% dari 6.016.877 suara sah. Raihan suara ini mampu menghantarkan 5 caleg-nya dari berbagai dapil ke Senayan.Â
PKS tidak hanya unggul di parlemen lokal maupun pusat namun juga unggul di jaringan di masyarakat Jakarta. Religiusitas masyarakat Jakarta juga menjadi faktor mengakar dan kuatnya partai ini. Dari sinilah maka sepertinya susah, meski ada kemungkinan, mengalahkan PKS dan calon gubernur yang didukung. Buktinya adalah kalahnya pasangan Ahok-Djarot dengan pasangan Anies-Sandiaga dalam Pilkada 2017. Meski didukung bersama Gerindra namun massa di bawah yang masuk dalam jaringan PKS mampu memenangkan Anies-Sandiaga.
Bila pilpres tanpa cawe-cawe presiden, Anies pun bisa memenangi perolehan suara di Jakarta. Terbukti, meski ia kalah dengan Prabowo namun selisih suaranya tipis.
Ketiga, saat ini PSI dan partai pendukung Kaesang maju dalam pilkada masih bingung hendak ditempatkan di mana dirinya dalam pemilu lokal itu. Selama ini ia masih pilih-pilih kota dan provinsi mana yang dikehendaki. Pernah diisukan hendak maju di Kota Depok dan Kota Bekasi. Saat ini juga disebut punya elektabilitas yang tinggi di Provinsi Jawa Tengah. Dari semua kota dan provinsi yang ada, dirinya belum menentukan pilihan, mungkin menurut PSI menunggu bulan Agustus yang katanya ada kejutan.
Tetapi kalau dilihat dari kunjungan ke PKS, sepertinya Kaesang lebih memilih Jakarta daripada kota dan provinsi lainnya. Alasan memilih Jakarta bisa jadi karena lebih dekat dengan kekuasaan, menjadi pelontar maju dalam pilpres yang lebih cepat, dan Jakarta merupakan kota dan provinsi yang sudah 'jadi' sehingga tingkat kesulitan mengelola warga dan wilayahnya tidak serumit dengan provinsi-provinsi yang wilayahnya luas, penduduknya padat dan tersebar di berbagai daerah, tingkat kemiskinan masih tinggi, dan pendapatan daerahnya rendah.
Selain faktor di atas dirinya juga ingin mengikuti jejak bapak dan kakaknya. Bila kakaknya, Gibran Rakabuming Raka, sukses menjadi wakil presiden setelah jadi Walikota Solo dan bapaknya berhasil menjadi presiden setelah menjadi Gubernur Jakarta maka Kaesang ingin dari Jakarta mencapai tujuan yang sama dengan bapak dan kakaknya.
Keempat, bila safari politik Kaesang ke PKS penuh makna, lain dengan saat dirinya safari politik ke Partai Golkar. Safari politik ke partai berlambang pohon beringin itu bisa jadi hanya sekadar basa-basi sebab Golkar adalah loyalis atau selalu mendukung apa saja kemauan Joko Widodo sehingga kepentingan anak-anaknya, biasanya langsung diselesaikan oleh bapaknya dan ketum partai. Secara diam-diam urusan maju anaknya tiba-tiba jadi, seperti majunya Gibran Rakabuming dalam pilpres. Jalan ikut pilkada bagi Kaesang pun akan didukung Golkar dan partai-partai pendukung kekuasaan lainnya, di kota dan provinsi manapun meski tanpa safari politik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H