Dukungan dari Golkar dan PAN kepada Prabowo Subianto sebagai capres juga membuat KKIR bubar dan berganti menjadi Koalisi Indonesia Maju (KIM). Dalam koalisi yang baru ini Gerindra, PKB, PAN, dan Golkar, juga menandatangani kesepakatan baru.Â
Kesepakatan baru tersebut pastinya ada yang mengatur bahwa penentuan cawapres harus dibahas secara bersama. Di sinilah posisi Muhaimin Iskandar sebagai bacawapres dari kesepakatan KKIR bisa batal. Posisi yang demikian memicu adanya perubahan koalisi.
Apakah koalisi yang menyatukan (1). Nasdem, PKS, dan Demokrat. (2). PDIP dan PPP. (3). Gerindra, Golkar, PAN, dan PKB, sudah final?Â
Sebab ini masuk dalam ranah politik, apapun masih bisa terjadi sehingga koalisi yang ada bisa berubah kembali komposisinya. Apa penyebab dari perubahan anggota koalisi?Â
Pertama, tingginya ego partai politik untuk mendapatkan posisi. Mereka berprinsip bila tidak dapat posisi capres maka posisi cawapres akan dikejar. Hal demikianlah yang membuat mereka tidak mau mengalah. Bila kemauan politik mereka tidak dituruti maka ia akan meninggalkan koalisi yang ada.
Terus mendesaknya Partai Demokrat akan KPP segera mendeklarasikan diri cawapresnya merupakan bentuk dari tingginya ego partai itu. Seolah-olah di sini hanya ada tawaran, dapat posisi cawapres atau meninggalkan koalisi.
Meninggalkan koalisi yang ada pastinya akan berpengaruh pada gerak pendulangan suara sebab partai-partai itu memiliki mesin partai yang solid di tengah masyarakat.Â
Meski tak ada jaminan koalisi besar akan memenangkan pilpres namun dengan banyaknya anggota koalisi hal demikian akan membuka kemungkinan yang lebih besar untuk meraup suara yang lebih.
Kedua, tidak terpenuhinya ambisi mendudukkan kadernya sebagai cawapres inilah yang membuat partai bisa bergeser ke koalisi yang lain sehingga di satu sisi dia menggembosi koalisi yang lama, selanjutnya akan menambah angin di koalisi yang baru.Â
Di sinilah akan terbentuk koalisi baru. Berpindahnya PAN dan Golkar ke koalisi yang sudah ada, KKIR, pastinya akan menambah angin dari koalisi tersebut.
Ketiga, ada tawaran yang lebih menarik dari koalisi yang lain juga menjadi pemicu salah satu partai berpindah ke koalisi yang lain.Â