Mohon tunggu...
Ardiansyah Taher
Ardiansyah Taher Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sociolinguist

Music, Sports, Languages

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Baduy, “Journey to the Center of the Earth”

24 Maret 2016   22:19 Diperbarui: 21 Maret 2018   02:00 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di titik ini perjalanan menuju Baduy dimulai (Dokumentasi pribadi)

Ini merupakan perjalanan pertama kami menuju Baduy Luar. Kami datang dari berbagai kota di Indonesia dengan satu tujuan, tanpa pernah saling mengenal sebelumnya. Kami pun berjumpa lewat sebuah tur bertajuk “Open Trip Baduy” dari sebuah komunitas pemuda di media sosial. Berbeda dengan kegiatan mendaki gunung, perjalanan ini kami sebut “Journey to the Center of the Earth”.

Perjalanan menuju Baduy Luar diawali dengan menempuh jalur darat selama kurang lebih 4 jam dari titik kumpul di Kebon Jahe, Serang, menuju daerah Ciboleger. Dengan menggunakan sebuah truk pasir di tengah teriknya matahari dan panasnya udara di Kota Serang, para peserta open trip tetap semangat menuju Baduy yang merupakan pengalaman pertama bagi kami semua.

Di tengah perjalanan menuju Baduy (Dokumentasi pribadi)
Di tengah perjalanan menuju Baduy (Dokumentasi pribadi)
Sesampainya di Ciboleger, pukul 12 siang saat matahari sedang “lucu-lucunya”, perjalanan sesungguhnya sebenarnya baru akan dimulai. Peserta harus turun dari truk dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. 

Menurut sang pemandu jalan, 6 jam harus ditempuh menuju Baduy Luar. Bagaimana dengan Baduy Dalam? Untuk menuju ke sana membutuhkan 2 kali lipat tracking menuju Baduy Luar. 

Tak terbayangkan jika harus berjalan kaki setengah hari ke sana. Sang pemandu menambahkan, ada tanggal-tanggal tertentu jika kita ingin mengunjungi Baduy Dalam, karena peraturan adatnya yang lebih strict daripada Baduy Luar. Warga Baduy Luar dengan senang hati menerima kunjungan orang luar suku yang ingin mengetahui suasana kehidupan Suku Baduy.

Dengan membawa perlengkapan serta persediaan makanan dan minuman saat perjalanan, ada beberapa hal yang dilarang dilakukan: membuang sampah sembarangan dan merusak tumbuhan di sekitar. 

Menyingkirkan dahan yang terjatuh saja sebaiknya jangan dilakukan karena bisa jadi itu petunjuk jalan bagi mereka yang tersesat. Ada juga hal yang tidak boleh dilakukan ketika tiba di Baduy Luar, di antaranya adalah mengambil gambar/memotret, menyalakan senter, serta gawai. 

Mereka akan murka jika tersorot sinar senter. Boleh saja menyalakan gawai, namun patut diingat di sana sama sekali tidak ada listrik dan jaringan, jangan harap kita bisa nyaman di depan gawai dengan sinyal serta daya baterai yang penuh bertenaga.

Jembatan Akar (Dokumentasi pribadi)
Jembatan Akar (Dokumentasi pribadi)
Beberapa kali kami mencari tempat untuk beristirahat untuk melepas rasa lelah, lapar dan dahaga. Di suatu titik kami melalui sebuah jembatan akar yang tumbuh secara alami. Di bawahnya terdapat sungai kecil yang jernih airnya. Kami pun saling mengenal dan mendapatkan kawan baru karena perjalanan yang akan sangat melelahkan ini.

Seorang Ibu yang sedang sibuk menenun (Dokumentasi prbadi)
Seorang Ibu yang sedang sibuk menenun (Dokumentasi prbadi)
Selama perjalanan, kami sering menjumpai masyarakat Baduy berjalan kaki dengan lincahnya, memikul ranting-ranting tanpa alas kaki tanpa ada rasa lelah. Menjadikan semangat untuk kami yang akan sampai ke sana. Beberapa rumah warga yang menjual kain tenun yang dibuat sendiri juga terlihat di sana-sini. Terlihat seorang ibu yang tengah sibuk menenun sambil menyapa orang-orang yang melintas di depan kediamannya.

Hasil tenunan sang Ibu yang ciamik (Dokumentasi pribadi)
Hasil tenunan sang Ibu yang ciamik (Dokumentasi pribadi)
Enam jam telah dilalui, kami sampai di sana saat matahari terbenam. Suasana yang hangat menyapa kami di permukiman di Suku Baduy. Rasa lelah berjalan kaki menempuh jarak yang jauh hilang seketika terhapus rasa gembira bisa sampai di sini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun