Mohon tunggu...
Ardita Fathna
Ardita Fathna Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNJ

saya mahasiswa semester awal yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Organisasi, Budaya Adaptif

9 November 2023   23:38 Diperbarui: 10 November 2023   00:01 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BUDAYA ORGANISASI

Budaya organisasi adalah seperangkat norma, nilai, keyakinan, dan perilaku yang diadopsi dan dianut oleh anggota organisasi. Ini menciptakan identitas unik dan memengaruhi cara orang berinteraksi di dalamnya. Budaya organisasi memiliki beberapa unsur utama:

1.Nilai

Nilai mencerminkan prinsip-prinsip yang dianggap penting oleh suatu organisasi. Misalnya fokus pada inovasi, keberagaman atau integritas.

2.Norma

Norma adalah pedoman informal tentang perilaku yang diakui dan diikuti oleh anggota suatu organisasi. Misalnya, tingkat ketekunan atau pendekatan terbuka terhadap perubahan.

3.Ritual dan upacara

Ritual dan upacara adalah kegiatan simbolis atau rutin yang memperkuat kebudayaan. Ini mungkin termasuk pertemuan harian, upacara penghargaan atau kegiatan rutin lainnya.

4.Komunikasi

Cara suatu organisasi berkomunikasi mencerminkan budayanya. Apakah komunikasi terbuka, formal atau hierarkis?

5.Struktur kekuasaan

Struktur kekuasaan menentukan bagaimana keputusan dibuat. Budaya organisasi mempengaruhi sejauh mana kekuasaan didesentralisasi atau terpusat.

6.Sikap terhadap perubahan

Budaya organisasi juga mencakup bagaimana organisasi bereaksi terhadap perubahan. Apakah lebih bersifat perdamaian atau berusaha mempertahankan status quo?

Budaya organisasi bukanlah sesuatu yang tetap, namun dapat berkembang seiring berjalannya waktu. Kepemimpinan dan pengaruh individu juga memainkan peran penting dalam membentuk dan memelihara budaya. Budaya yang kuat dan positif dapat meningkatkan keterlibatan karyawan dan kinerja organisasi secara keseluruhan.

Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli

1.Edgar Schein

Menurut Edgar Schein, budaya organisasi merupakan suatu pola asumsi dasar yang berkembang dalam suatu kelompok. Hal ini dilakukan ketika sekelompok orang beradaptasi untuk mengatasi permasalahan internal dan eksternal dalam segala aspek.

2.Cushway dan Lodge

Cushway dan Lodge mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu sistem nilai yang dianut oleh sekelompok orang dalam suatu organisasi dan dimana sistem ini mempengaruhi cara kerja, perilaku dan tindakan.

3.Nawawi

Nawawi menjelaskan budaya organisasi sebagai keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi pedoman yang diikuti oleh seluruh anggota organisasi dalam menjalankan aktivitas organisasi.

4.Robbins

Menurut Robbins, budaya organisasi adalah suatu sistem yang ditafsirkan dan dimiliki oleh setiap anggota sebagai pembeda antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain.

5.Gareth R Jones

Gareth R. Jones menjelaskan bahwa budaya organisasi merupakan suatu kesepakatan atau pemahaman bersama yang dimiliki bersama oleh para anggota suatu organisasi.

6.Larissa A.Grunig

Larisa A. Grunig menjelaskan bahwa budaya organisasi adalah nilai-nilai umum, harapan, makna, asumsi yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan kerjasama.

Teori budaya organisasi

 Teori budaya organisasi merupakan teori yang menjelaskan aktivitas komunikasi dalam organisasi. Dalam kaitannya dengan perusahaan, budaya organisasi merupakan salah satu strategi untuk mencapai tujuan tertentu.

 Teori ini mempunyai beberapa asumsi dasar yaitu asumsi tentang nilai-nilai organisasi, asumsi tentang anggota, asumsi tentang simbol-simbol tertentu dan asumsi tentang variasi budaya.

 Beberapa teori yang terkenal dalam kajian budaya organisasi antara lain:

1.Teori terpadu Edgar Schein

Schein mengidentifikasi tiga tingkat budaya organisasi: artefak dan kreasi artistik, nilai-nilai yang diungkapkan, dan asumsi yang mendasarinya. Dia menekankan bahwa penting untuk memahami asumsi dasar yang penting untuk memahami budaya secara keseluruhan.

2.Teori klasik Geert Hofstede

Hofstede mengembangkan dimensi budaya seperti individualisme vs. Dimensi ini membantu membandingkan dan memahami perbedaan budaya antar organisasi.

3.Teori kritis budaya organisasi (COCTA)

Teori ini menekankan aspek penting dari budaya organisasi, termasuk bagaimana budaya dapat digunakan untuk menjaga kesenjangan dan kekuasaan. Penekanannya adalah pada analisis kritis dan perubahan untuk meningkatkan keadilan sosial.

4.Teori pendekatan sosio-simbolis Charles Perrow

Perrow menekankan simbol dan representasi dalam budaya organisasi. Ia menyatakan bahwa budaya organisasi dapat dilihat melalui makna simbolik dan interpretasi kolektif.

5.Teori keseimbangan dan inovasi organisasi

Teori ini menyatakan bahwa keseimbangan antara stabilitas dan inovasi adalah kunci kelangsungan hidup organisasi. Budaya yang mendukung inovasi dan perubahan dianggap penting.

Setiap teori menawarkan pemahaman unik tentang bagaimana budaya organisasi membentuk, mengembangkan, dan mempengaruhi perilaku organisasi. Kombinasi beberapa teori tersebut sering digunakan untuk memperoleh pemahaman yang lebih lengkap.

Penerapan Budaya Organisasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Penerapan Budaya Organisasi dalam kehidupan sehari-hari memerlukan penerimaan nilai, norma, dan pola perilaku individu dan kelompok. Budaya organisasi dapat diimplementasikan dengan cara sebagai berikut:

1.Perilaku pribadi

Individu menerapkan budaya organisasinya dengan menggambarkan perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma. Misalnya saja menjaga etos kerja atau kerjasama tim yang tinggi.

2.Komunikasi

Gunakan gaya komunikasi yang sesuai dengan budaya organisasi Anda, baik komunikasi terbuka, jelas, atau berbasis tim.

3.Manajemen

Manajer memainkan peran sentral dalam memelihara dan mempraktikkan budaya organisasi. Mereka dapat memimpin dengan memberi contoh dengan menghargai keberagaman, memotivasi tim, dan mendorong inovasi.

4.Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

Pendekatan pengambilan keputusan mencerminkan budaya organisasi. Apakah organisasi lebih rentan terhadap keputusan bersama atau kebijakan yang lebih terdesentralisasi?

5.Pengakuan dan penghargaan

Mengenali dan memberi penghargaan kepada individu atau kelompok yang berkontribusi terhadap nilai dan prestasi organisasi.

6.Rekrutmen dan seleksi

Proses rekrutmen dan seleksi personel dapat diarahkan sesuai dengan nilai dan karakteristik budaya organisasi yang diinginkan.

7.Pelatihan dan pengembangan pegawai

Program pelatihan mencerminkan kontribusi organisasi terhadap pengembangan staf sesuai dengan budayanya, seperti penekanan pada pembelajaran berkelanjutan atau kreativitas.

  Penerapan budaya organisasi tidak hanya menjadi tanggung jawab manajemen saja, namun melibatkan partisipasi aktif seluruh anggota organisasi. Dengan memahami dan menerapkan budaya ini, masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan, kolaborasi, dan kesejahteraan bersama.

Misi Budaya Organisasi

Misi budaya organisasi mencakup beberapa aspek penting dalam kehidupan organisasi, antara lain:

1.Identitas bersama : Terbentuknya identitas bersama di antara para anggota organisasi. Budaya organisasi menciptakan kerangka kerja yang melaluinya orang-orang merasa terhubung satu sama lain dan berbagi identitas yang sama.

2.Orientasi dan Kepemimpinan : Memberikan arahan dan bimbingan kepada anggota organisasi. Nilai dan norma yang terkandung dalam budaya menjadi pedoman dalam mengambil keputusan dan bertindak.

3.Stabilitas dan kontinuitas: menjamin stabilitas dan kontinuitas dalam organisasi. Budaya membantu menjaga kesinambungan dengan berbagi pemahaman tentang bagaimana sesuatu dilakukan dan alasannya.

4.Motivasi karyawan: Meningkatkan motivasi karyawan. Budaya yang positif dan suportif dapat memberikan motivasi intrinsik kepada anggota organisasi untuk bekerja dengan baik.

5.Adaptasi dan Inovasi: Kami mendorong adaptasi dan inovasi. Budaya adaptif mendukung organisasi dalam berubah sesuai tuntutan lingkungan, dengan tetap mempertahankan keunikan dan nilai-nilai inti.

6.Keserasian Organisasi: Menciptakan keserasian di antara anggota organisasi. Budaya membantu meminimalkan konflik dan menciptakan lingkungan di mana orang merasa diterima dan dihargai.

7.Pemilihan dan Pemeliharaan Karyawan: Membantu dalam pemilihan dan pemeliharaan karyawan yang sesuai. Budaya organisasi dapat berperan dalam menarik dan mempertahankan orang-orang yang sesuai dengan nilai dan norma yang ada.

 Peran budaya organisasi sangat penting karena dapat membentuk iklim kerja, mempengaruhi kinerja dan mempengaruhi keberlangsungan organisasi dalam jangka panjang.

Fungsi Budaya Organisasi

Budaya organisasi mengacu pada nilai-nilai, norma, dan keyakinan bersama para anggota organisasi. Fitur-fiturnya meliputi:

a.Orientasi Karyawan: Membantu memperkenalkan dan mengintegrasikan karyawan baru dengan nilai-nilai perusahaan dan menciptakan kesatuan identitas.

b.Motivasi dan kinerja: Budaya positif dapat memotivasi karyawan, meningkatkan kinerja dan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan.

c.Kolaborasi dan Tim: Mendorong kolaborasi, komunikasi terbuka dan kolaborasi antar tim, memperkuat hubungan kerja.

d.Inovasi: Budaya yang mendukung kreativitas dan inovasi dapat mendorong berkembangnya ide-ide baru dan solusi permasalahan.

e.Pengambilan keputusan: menjadi dasar pengambilan keputusan dengan standar yang mengarah pada konsensus dan konsistensi.

f.Citra Perusahaan: Budaya yang kuat dapat membentuk citra perusahaan dan menarik calon karyawan serta mitra bisnis.

g.Pelestarian Nilai: Melestarikan dan mewariskan nilai-nilai inti dari generasi ke generasi.

h.Kemampuan beradaptasi: Budaya tangkas dapat membantu organisasi beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan pasar.

Budaya organisasi dengan demikian berfungsi sebagai kerangka acuan yang menciptakan identitas dan memberi arah pada aktivitas organisasi sehari-hari.

Macam-macam Budaya Organisasi

Beberapa klasifikasi telah dibuat untuk budaya organisasi ahli, salah satunya dirujuk oleh Chang dan Lee (2007). Mereka setuju dengan usulan Denison dan Mishra (1995). Tolok ukurnya ada dua, yaitu (1) cara stabil dan fleksibel memenuhi tuntutan lingkungan kompetitif dan (2) strategi yang terfokus dengan dua dimensi elemen karyawan internal dan pelanggan eksternal. Chang dan Lee membagi tipe budaya organisasi menjadi empat, dia:

1.Budaya adaptif (adaptive culture)

Budaya ini merupakan budaya yang fleksibel dan bersifat eksternal memenuhi permintaan pelanggan melalui konsentrasi perhatian utama terhadap lingkungan eksternal.

2.Budaya siaran

Kebudayaan ini merupakan kebudayaan yang stabil dan bersifat eksternal menyoroti organisasi dengan tujuan tertentu dan versinya. Anggota organisasi dapat mengambil tanggung jawab atas kinerja efektif tugas yang diberikan kepada mereka. organisasi menjanjikan imbalan khusus kepada karyawannya.

3.Budaya suku (clan culture)

Budaya ini merupakan budaya yang fleksibel dan bersifat internal sehingga menekankan bahwa anggotanya harus memenuhi perannya efisiensinya tinggi dan seharusnya demikian tunjukkan rasa tanggung jawab yang kuat terhadap pembangunan dan menunjukkan lebih banyak komitmen organisasi.

4.Budaya birokrasi (bureaucratic culture)

Budaya ini merupakan budaya yang stabil dan internal. Ada kesinambungan yang besar dalam semua aktivitas organisasi. Melalui ketaatan dan kerjasama para anggotanya organisasi dapat meningkatkan efektivitas organisasi dan efisiensi kerja.

BUDAYA ADAPTIF

Budaya adaptif mengacu pada kemampuan organisasi untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan situasi. Ciri-ciri budaya adaptif adalah sebagai berikut:

1.Keterbukaan terhadap perubahan: Anggota organisasi terbuka terhadap perubahan dan siap menghadapinya secara positif.

2.Fleksibilitas: Budaya ini menekankan fleksibilitas dalam cara bekerja, memberikan ruang untuk inovasi dan menggabungkan solusi kreatif.

3.Pembelajaran berkelanjutan: Organisasi dengan budaya adaptif lebih memilih pembelajaran berkelanjutan dari pengalaman dan kesalahan, sehingga memungkinkan perbaikan berkelanjutan.

4.Kepemimpinan suportif: Pemimpin dalam organisasi adaptif memberikan dukungan dan bimbingan, mendorong inisiatif baru dan tidak takut mengambil risiko terkendali.

5.Respon cepat: suatu organisasi dapat merespons dengan cepat dan efektif terhadap perubahan di pasar atau lingkungan.

6.Komunikasi Terbuka: Budaya ini mendorong komunikasi terbuka dan jujur, yang memfasilitasi pertukaran ide dan umpan balik yang konstruktif.

7.Kolaborasi: Kolaborasi antara anggota tim dan departemen dipandang penting untuk mengatasi tantangan dan mencapai tujuan bersama.

Dengan budaya adaptif, organisasi dapat lebih mempersiapkan diri menghadapi dinamika bisnis yang bergerak cepat dan tidak dapat diprediksi, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan keberlanjutan dalam jangka panjang.

Konsep Perilaku Adaptif

Konsep perilaku adaptif adalah sebagai berikut:

1.Kemampuan seseorang dalam menghadapi situasi yang terjadi di lingkungan masyarakat

2.Kemampuan seseorang untuk menjalankan kebebasan pribadi dan kemampuan beradaptasi pribadi. (Nihira, 1969)

3.Kemampuan melakukan aktivitas mandiri, rasa tanggung jawab sosial, kemampuan beradaptasi dengan individu. (Lambert dan Nicoll, 1976)

4.Keterampilan yang berkaitan dengan kemandirian:

a)Raih kesuksesan dengan menyelesaikan tugas sesuai usia dan harapan masyarakat sekitar Anda.

b)Mampu memantau perilaku sendiri dan bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan

c)Mengambil tanggung jawab sebagai anggota suatu kelompok atau masyarakat, seperti adaptasi sosial terhadap lingkungan, kemandirian finansial, dan tanggung jawab sebagai warga negara (Leland, 1978).

Tujuan dari Budaya Adaptif dalam Organisasi

Tujuan dari budaya adaptif dalam organisasi misalnya.

1.Ketahanan organisasi: mampu bertahan dan berkembang dalam menghadapi perubahan eksternal (misalnya perubahan pasar atau teknologi).

2.Inovasi dan Kreativitas: Menciptakan lingkungan tempat inovasi dan kreativitas dapat berkembang, memungkinkan organisasi menemukan solusi baru dan terus berkembang.

3.Kepuasan karyawan: Budaya adaptif dapat menciptakan lingkungan kerja yang dinamis dan memotivasi sehingga meningkatkan kepuasan karyawan karena merasa diakui dan dapat mendorong perubahan.

4.Kompetensi: Dengan beradaptasi secara efektif, organisasi dapat mempertahankan daya saing mereka di pasar yang terus berubah dan meningkatkan posisi mereka di industri.

5.Pengembangan Karyawan: Berkontribusi pada pengembangan karyawan dengan memberikan pengalaman belajar yang bervariasi dan meningkatkan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi perubahan.

6.Reputasi positif: Organisasi yang beradaptasi dengan cepat dapat membangun reputasi positif di antara karyawan, pelanggan, dan mitra bisnis.

7.Keberlanjutan Perusahaan: Menciptakan landasan bagi keberlanjutan jangka panjang dengan memanfaatkan tantangan dan peluang yang muncul.

Tujuan dari budaya adaptif adalah untuk menciptakan organisasi yang tidak hanya bertahan terhadap perubahan, namun juga tumbuh dan berkembang melalui perubahan.

Implementasi dari Budaya Adaptif

Implementasi budaya kemampuan beradaptasi memerlukan tindakan khusus untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kemampuan beradaptasi. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain:

1.Kepemimpinan yang Mendukung: Pemimpin harus memimpin dengan memberikan dukungan, mendorong inisiatif, dan menunjukkan penolakan terhadap perubahan.

2.Pembelajaran dan Pengembangan: Fokus pada program pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan karyawan, mendorong pembelajaran berkelanjutan, dan mengembangkan kepekaan terhadap perubahan.

3.Komunikasi Terbuka: Ciptakan budaya komunikasi terbuka dan transparan yang memfasilitasi pertukaran ide dan umpan balik serta memastikan bahwa semua orang di organisasi merasa didengarkan.

4.Penghargaan dan Pengakuan: Mendorong kemampuan beradaptasi dengan mengakui dan memberi penghargaan kepada individu atau kelompok yang berhasil menavigasi perubahan atau memberikan kontribusi inovatif.

5.Tim Kolaboratif: Mendorong kolaborasi antar tim, departemen, atau unit bisnis untuk bekerja sama dalam perubahan.

6.Fleksibilitas kerja: menawarkan fleksibilitas dalam struktur organisasi dan proses kerja, termasuk telecommuting atau penggunaan teknologi yang mendukung jadwal fleksibel.

7.Manajemen Perubahan: Menerapkan strategi manajemen perubahan yang fokus dan proaktif, termasuk mengidentifikasi dan mengurangi penolakan terhadap perubahan.

8.Menciptakan budaya inklusif: Menciptakan lingkungan inklusif di mana beragam pandangan dan pendekatan diterima dan dihargai.

Melalui tindakan ini, organisasi dapat menciptakan budaya kemampuan beradaptasi yang memberdayakan karyawan, mendorong inovasi, dan menjadikan kemampuan beradaptasi sebagai pusat operasional sehari-hari.

Teori Budaya Adaptif

Beberapa teori mendukung konsep budaya adaptif dalam konteks organisasi. Beberapa diantaranya adalah:

1.Teori Evolusi Organisasi: menggambarkan organisasi sebagai makhluk hidup yang harus beradaptasi terhadap perubahan lingkungan agar dapat bertahan dan berkembang.

2.Teori Pembelajaran Organisasi: menekankan kemampuan organisasi untuk belajar dari pengalaman dan beradaptasi dengan informasi baru untuk meningkatkan kinerja.

3.Teori Ketidakpastian Lingkungan: menghubungkan budaya adaptif dengan tingkat ketidakpastian lingkungan. Semakin besar ketidakpastian, semakin penting bagi organisasi untuk mempunyai budaya adaptasi.

4.Teori Ketahanan Organisasi: memandang organisasi sebagai sistem yang dapat bertahan dan pulih dari gangguan atau krisis, serta menekankan perlunya kemampuan beradaptasi.

5.Teori Manajemen Perubahan: memberikan kerangka kerja untuk merencanakan dan mengelola perubahan organisasi dengan fokus pada keberhasilan adaptasi.

6.Teori Inovasi Organisasi: menekankan pentingnya budaya yang mendukung inovasi sebagai faktor kunci dalam beradaptasi terhadap perubahan pasar dan teknologi.

7.Teori manajemen situasional: menggabungkan kemampuan beradaptasi dengan manajemen situasional, yang mendorong fleksibilitas dalam metode manajemen.

 Teori-teori ini memberikan landasan konseptual untuk memahami dan menerapkan budaya adaptif dalam konteks organisasi yang berfokus pada respons terhadap perubahan dan ketidakpastian.

Tugas Budaya Adaptif

Tugas budaya adaptif dalam konteks organisasi adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan organisasi untuk:

1.Perubahan kelangsungan hidup: Mengembangkan kemampuan untuk tetap eksis dan berfungsi secara optimal meskipun terjadi perubahan lingkungan yang konstan.

2.Mendorong inovasi: merangsang dan mendukung proses inovasi dengan mendorong karyawan untuk berpikir kreatif dan menghasilkan solusi baru.

3.Mengelola Ketidakpastian: Menghadapi ketidakpastian dan mengelolanya dengan cara yang tidak hanya efektif, namun juga memberikan ruang untuk pertumbuhan dan perkembangan.

4.Mendorong pembelajaran berkelanjutan: menciptakan budaya yang menghargai pembelajaran dan pengembangan karyawan. Hal ini memastikan bahwa organisasi terus berkembang sesuai dengan kebutuhan pasar.

5.Motivasi Karyawan: Ciptakan lingkungan kerja yang memotivasi karyawan dengan memberikan akuntabilitas, pengakuan, dan penghargaan atas kontribusi adaptif mereka.

6.Menjaga keseimbangan antara stabilitas dan fleksibilitas: Menyelaraskan kebutuhan organisasi akan stabilitas dengan kemampuannya beradaptasi dan berubah sesuai kebutuhan.

7.Menciptakan Budaya Kolaboratif: Mendorong kolaborasi dan komunikasi efektif antara tim dan departemen untuk mengatasi tantangan bersama.

8.Menjadi Organisasi Pembelajar: Tetapkan tujuan untuk menjadi organisasi pembelajar yang terus mengevaluasi kinerja, belajar dari pengalaman, dan menerapkan perbaikan.

 Pernyataan misi ini mencerminkan komitmen organisasi untuk menciptakan budaya yang tidak hanya bertahan terhadap perubahan, namun juga menggunakan perubahan sebagai peluang untuk pertumbuhan dan perbaikan.

KESIMPULAN

Kesimpulannya, budaya organisasi adalah fondasi inti yang membentuk karakter dan arah suatu organisasi. Memahami dan mengelola budaya organisasi dengan bijaksana dapat membawa dampak positif pada kinerja, kepuasan karyawan, dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan. Sedangkan dengan memiliki budaya adaptif, organisasi dapat tidak hanya bertahan di dunia yang terus berubah tetapi juga berkembang dan menjadi pemimpin dalam menghadapi dinamika perubahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun