Justru sebaliknya, ia merasa bahwa dengan mendedikasikan masa mudanya untuk basket, ia mampu menjadi pribadi yang memiliki kesehatan tubuh prima dan mentalitas yang tangguh dalam menghadapi tantangan yang ada dalam kehidupannya. Basket juga memberikannya kesempatan untuk bersinar, berprestasi, dan bermimpi setinggi langit.
Cara Nadine menghidupi basket sebagai passion-nya ini tentu selaras dengan bagaimana Hegel, seorang filsuf Jerman, memaknai passion itu sendiri (dalam Vallerand & Jeremie, 2013), yaitu sebagai sesuatu yang memberi energi, memancing antusiasme, dan menyediakan batu loncatan bagi seseorang untuk berprestasi setinggi-tingginya.
Melalui etos kerja yang dimilikinya, Nadine, yang biasa bermain di posisi power forward ini, juga seolah memberikan pelajaran bahwa selama seorang pelajar menghidupi dan memperjuangkan passion-nya, meski ia harus menjalani jadwal yang amat padat dalam kesehariannya sekalipun, ia akan lebih mampu melewati rutinitasnya dengan tangguh, lebih piawai dalam mengatasi kelelahan fisik maupun mental, dan tidak terlalu beresiko mengalami burnout. Â
Hasil penelitian Vallerand dan Jeremie (2013) memaparkan hal yang senada dengan mengindikasikan bahwa apabila seseorang secara rutin melakukan kegiatan seturut dengan passion-nya yang otentik dan mewakili jati dirinya (harmonious passion), besar peluangnya bagi orang tersebut untuk menjadi lebih energik, lebih mampu dalam membangun konsistensi dan kedisiplinan saat membangun sebuah kebiasaan, tidak mudah lelah, serta tidak mudah terpengaruh oleh stres.Â
Sebuah penelitian yang telah dilakukan sebelumnya juga menunjukkan korelasi positif antara passion dengan kepuasaan hidup dan kemampuan yang lebih baik dalam memaknai hidup.
Passion dengan demikian menjadi kunci yang harus dimiliki mereka-mereka yang ingin menghayati semangat kerja keras dalam kehidupannya.Â
Passion yang sama pula yang akan selalu membuat antusiasme dalam diri tiap individu untuk mewujudkan mimpi-mimpinya tetap menggelora, meski tantangan, rasa jenuh, dan kelelahan sesekali menghampiri. Â
Daftar Pustaka
Brain Balance Achievement Center. (n.d.). Burnout in kids & teens? It's not just for adults. Diakses dari https://www.brainbalancecenters.com/blog/burnout-in-kids-teens-not-just-for-adults
Maslach, C, & Leiter M. (2007). Burnout. Encyclopedia of stress, 2, 358-362. DOI: 10.1016/B978-0-12-800951-2.00044-3
Valerand, R.J. & Jeremie, V. (2013). Making people's life most worth living: On the importance of passion for positive psychology. Terapia Psicologica, 31(1), 35-48. Diakses dari https://www.redalyc.org/pdf/785/78525710004.pdf