Beasiswa akademik yang diperolehnya menjadi bukti betapa seriusnya dirinya dalam menuntut ilmu di bangku sekolah. Ia juga pernah aktif mengikuti ekstrakulikuler debat dan memenangkan lomba debat Bahasa Inggris yang diselenggarakan oleh salah satu Perguruan Tinggi Negeri terkemuka di Surabaya.Â
Di sela-sela padatnya jam sekolah dan jadwal berlatih basket, Nadine bahkan masih sempat mengikuti kursus bahasa dan menjadi pengunjung rutin perpustakaan sekolahnya. Ini menjadi bukti bagaimana ia bisa menyeimbangkan performa di bidang olahraga dan performa di bidang akademik.
Ditanya apakah ia tidak pernah merasa lelah dengan rutinitasnya, ia menjawab, "Kadang capek, bahkan pernah merasa muak," tuturnya jujur sebelum tertawa kecil. Tapi ketika kejenuhan itu tiba, ia tahu persis harus berbuat apa. Menonton video YouTube dan menghabiskan waktu bersama keluarga menjadi jurus healing andalannya.Â
Dan di atas itu semua, keinginannya untuk membuat ayahnya bangga dan dorongan kuat untuk menggapai cita-citanya menjadi pemain basket profesional selalu berhasil membangkitkan semangatnya dan mendorongnya untuk terus terus melangkah maju sembari merajut asa demi masa depannya.
Passion Jurus Ampuh Menangkal Burnout
Peradaban modern tentunya tidak asing dengan istilah burnout, sebuah keadaan psikologis berupa stres berat yang ditandai oleh kelelahan fisik maupun mental, perasaan-perasaan negatif, dorongan untuk menarik diri, menurunnya produktivitas, serta hilangnya keyakinan akan kemampuan diri sendiri (Maslach dan Leiter, 2007).Â
Meski burnout adalah sesuatu yang kerap dialami oleh para pekerja dengan segala beban dan tanggung jawabnya di dalam dan luar kantor, burnout juga dapat menyerang para pelajar di usia remaja mereka.
Menurut Brain Balance Achievement Center, sebuah lembaga yang berfokus dalam meningkatkan konsentrasi, perilaku, kemampuan bersosialisasi, dan performa akademik pelajar muda, dua penyebab umum terjadinya burnout pada pelajar adalah jadwal rutinitas yang begitu padat, bahkan seperti tidak ada jedanya (non-stop), dan akumulasi dari tekanan-tekanan yang datang dari keluarga, sekolah (akademik), serta kehidupan sosial mereka.
Dampak dari jadwal padat dan tekanan-tekanan ini dapat menyebabkan stres yang bila tidak teratasi akan menimbulkan burnout. Jika burnout dialami dalam jangka panjang, pelajar-pun berisiko untuk merasa kewalahan dalam meyelesaikan tugas-tugasnya, sulit fokus, merasa tertinggal dibanding teman-teman yang lain, dipenuhi oleh mood negatif dalam kesehariannya, dan mudah terpancing emosinya.
Menilik rutinitas dan jadwal padat Nadine, bisa dibilang ia sangat rentan mengalami burnout. Tapi ternyata, kesehariannya yang sangat aktif ini sama sekali tidak berdampak negatif dalam dirinya. Alasannya tak lain adalah bahwa waktu, tenaga, dan kerja kerasnya ia dedikasikan untuk passion-nya, sesuatu yang menjadi lentera jiwanya sekaligus menjadi pondasi tempatnya melandaskan cita-citanya.
Nadine memang dengan bangga mengakui bahwa basket adalah passion-nya, sehingga meskipun banyak hal yang harus ia korbankan demi sesuatu yang sangat dicintainya ini, ia tidak merasa terbebani.Â