Mohon tunggu...
ARDINI AJENG SAFITRI
ARDINI AJENG SAFITRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hai aku mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Saja Hambatan Utama dalam Menerapkan Program Pendidikan Vokasional yang Berorientasi Pada Keterampilan dan Patriotisme?

22 Agustus 2024   21:20 Diperbarui: 22 Agustus 2024   22:05 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama : Ardini Ajeng Safitri

NIM : 432241007

Kelompok : (14) ALUGARA 6

Isu : Apa saja hambatan utama dalam menerapkan program pendidikan vokasional yang berorientasi pada keterampilan dan patriotisme?

a. Latar Belakang

Menerapkan program pendidikan vokasional yang berorientasi pada keterampilan dan patriotisme di Indonesia untuk menghadapi hambatan utama yaitu rendahnya kesadaran patriotik di kalangan pemuda Indonesia. Untuk mengatasi hambatan ini, diperlukan komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan pemuda Indonesia untuk mengembangkan program-program yang relevan dengan kebutuhan industry dan meningkatkan kesadaran patriotic di kalangan mahasiswa.

b. Sumber Referensi

    BAB IV

 https://adisampublisher.org/index.php/adiba/article/download/197/201/421

c. Pembahasan

Dalam upaya menerapkan program pendidikan vokasional yang berorientasi pada keterampilan dan patriotisme di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa aspek hambatan hambatan yang terjadi,,diantaranya :

1. Kurangnya Dukungan Infrastruktur

2. Ketidaksesuaian Kurikulum

3. Pembangunan SDM yang Terbatas karena Tidak Diprioritaskan

4. Pendanaan yang Terbatas

5. Kurangnya Kesadaran dan Dukungan Masyarakat

6. Integrasi Patriotisme

Salah satu hambatan yang utama, yaitu :

Pembangunan SDM yang Terbatas karena Tidak Diprioritaskan

   Kurangnya tenaga pengajar yang terlatih dan berpengalaman dalam bidang vokasional serta kurangnya pelatihan bagi mereka dapat menghambat kualitas pendidikan yang diberikan. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) tidak menjadi prioritas pembangunan nasional, seperti terlihat dalam RPJNP 2004--2025 yang tidak menjadikan pembangunan SDM sebagai skala prioritas.Hal ini tentunya akan menghambat dalam penerapan pendidikan vokasional yang berorientasi pada keterampilan dan patriotisme. Karena SDM adalah faktor terpenting sebagai penggerak pembangunan nasional. Jika ingin menghasilkan bangunan yang berkualitas, maka para Sumber Daya Alam yang membangun juga harus berkualitas,kreatif,invoatif dan juga bertanggungjawab.

Pendidikan Vokasional menghadapi tantangan yang berkaitan dengan perannya dalam memasok SDM berkualitas dalam jumlah yang cukup bagi kebutuhan sektor industri, pendidikan vokasi menghadapi tantangan dan persoalan berikut:

1. Jumlah dan kapasitas pendidikan vokasi bidang industri relatif kecil dibandingkan jumlah kapasitas total jenis pendidikan tersebut;

2. Program pendidikan vokasi dirasakan bersifat kaku dan kurang lentur terhadap perubahan kebutuhan lapangan kerja. Jenis program studi, materi pendidikan, cara mengajar, media belajar, evaluasi dan sertifikasi lebih banyak ditentukan oleh Pemerintah;

3. Kualitas pendidikan vokasi bidang industri masih perlu ditingkatkan terutama berkaitan dengan kuantitas,kualitas peralatan praktek, dosen dan infrastruktur pendukung lainnya;

4. Pendidikan vokasi bidang industri perlu lebih disesuaikan dengan Demand Driven kebutuhan nyata dunia industri dan berorientasi kepada kebutuhan pasar kerja yang berubah.

Berkaitan dengan potensi yang ingin digali dalam rangka untuk memperkuat revitalisasi pendidikan vokasi, terdapat beberapa permasalahan/kendala yang dihadapi, diantaranya:

a. Terbatasnya keterlibatan aktif dunia industri dalam pelaksanaan pendidikan vokasi (real link and match DUDI);

b. Tingkat pengangguran lulusan dari pendidikan vokasi masih tinggi;

c. Kompetensi SDM (Dosen/Instruktur) belum sesuai kebutuhan baik secara internal dalam pendidikan vokasi maupun untuk kebutuhan industri;

d. Kualitas lulusan dari pendidikan vokasi masih belum memadai sehingga berdampak pada produktivitas tenaga kerja Indonesia relatif rendah;

e. Pengembangan bidang keahlian pada lembaga kursus dan pelatihan belum sejalan dengan kebutuhan industri serta belum merespon kebutuhan pasar;

f. Kebijakan "pukul rata" antara universitas dengan politeknik perlu ditinjau ulang.

Mengatasi hambatan-hambatan dalam menerapkan program pendidikan vokasional tentu memerlukan pendekatan yang komprehensif, termasuk investasi dalam infrastruktur, pembaruan kurikulum, pelatihan bagi pengajar, serta meningkatkan dukungan dari berbagai pihak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun