Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : lupa-jajan.id

Selanjutnya

Tutup

Roman

Dalam Tiga Langit yang Berbeda

14 Januari 2025   14:07 Diperbarui: 14 Januari 2025   14:07 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta, bagiku, bukanlah sekadar sebuah perasaan. Ia adalah perjalanan---sebuah lintasan panjang melintasi waktu, ruang, dan jiwa. Ia seperti angin yang bergerak tanpa arah pasti, menyentuh hatimu di satu tempat, hanya untuk membawanya ke tempat lain. Dan di setiap tempat itu, aku menemukan cinta dalam wujud yang berbeda, dengan warna yang tak pernah sama, tetapi selalu meninggalkan jejak yang tak terhapuskan.

Perjalanan ini adalah perjalanan mencari diriku sendiri, tetapi ternyata setiap cinta yang kutemui menjadi cermin yang memantulkan siapa aku sebenarnya. Kyoto adalah awalnya, di mana aku bertemu Aiko---seorang perempuan yang seperti permukaan sungai Kamogawa: tenang, jernih, tetapi menyimpan arus yang tak terlihat. Helena adalah badai Berlin, nyala api yang memakan segalanya, termasuk diriku sendiri. Dan di Kairo, aku bertemu Layla, gurun yang luas dan tak bertepi, yang mengajarkanku bahwa keindahan tidak perlu dimiliki, hanya cukup dirasakan.

Tiga perempuan, tiga cinta, tiga langit yang berbeda. Masing-masing adalah pecahan waktu yang membentuk mosaik hidupku. Aiko memberiku ketenangan, Helena membakarku dengan gairah, dan Layla menyadarkanku bahwa ada kekuatan dalam keikhlasan.

Namun cinta tidak pernah tunggal. Ia mengalir seperti sungai, menyala seperti api, dan melayang seperti pasir gurun yang diterbangkan angin. Ia tidak bisa kau genggam, tetapi ia akan selalu menjadi bagian darimu. Dan ketika aku berdiri di bawah langit terakhir, aku menyadari: aku tidak pernah benar-benar mencari cinta. Cinta itu sendiri yang menemukanku, di setiap tempat di mana aku berdiri.

Inilah kisahku---perjalanan melintasi tiga negeri, tiga perempuan, dan tiga hati. Sebuah perjalanan yang bukan sekadar mencari cinta, tetapi menemukan diriku sendiri di dalamnya.

Kyoto, Jepang: Cinta yang Diam

Musim gugur di Kyoto membuat segalanya terasa seperti puisi yang ditulis dengan daun-daun merah momiji. Angin di sepanjang Kamogawa berembus lembut, membawa aroma kayu basah dan bunga-bunga krisan yang layu. Aku berdiri di sana, mendengarkan suara gemericik air sungai, ketika seorang perempuan dengan kimono berwarna lembayung melintas di depanku. Jalannya lambat, seperti ritme Kyoto sendiri, memaksaku menoleh dua kali.

Aku bertemu Aiko di sebuah kedai teh kecil di distrik Higashiyama. Saat itu, aku sedang mencari kehangatan di tengah dinginnya angin Oktober. Dia datang untuk menyajikan teh, dengan gerakan yang begitu terukur, seperti tarian yang tak ingin terburu-buru.

"Matcha yang sempurna adalah tentang keharmonisan," katanya, suaranya pelan tapi penuh keyakinan. "Manis dan pahit, panas dan sejuk."

Aku tak menjawab. Aku hanya terpaku pada cara dia mengangkat cangkir kecil itu, matanya yang hitam seperti malam tanpa bulan memandang ke dalam cairan hijau pekat.

Kami mulai bertemu di tepi sungai Kamogawa setelah hari itu. Dia selalu membawa kotak makan kayu kecil, berisi onigiri buatan sendiri yang dia tawarkan padaku tanpa kata. Aku bertanya tentang keluarganya, dan dia menjawab dengan cerita pendek tentang ibunya yang membuat kimono atau ayahnya yang sering mendaki gunung Arashiyama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun