Mohon tunggu...
Ardiansyah
Ardiansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pendidik

Belajar-Lakukan-Evaluasi-Belajar Lagi-Lakukan Lagi-Evaluasi Kembali, Ulangi Terus sampai tak terasa itu menjadi suatu kewajaran. Mengapa? Karena Berfikir adalah pekerjaan terberat manusia, apakah anda mau mencoba nya? Silahkan mampir ke : ruangkara.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Catatan yang Membekas di Antara Dua Persimpangan Menanjak

17 Februari 2024   07:00 Diperbarui: 17 Februari 2024   07:03 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Namaku Laras, seorang gadis berusia 24 tahun yang berasal dari sebuah desa kecil di Jawa Tengah. Aku datang ke Hamburg untuk melanjutkan studiku di bidang Arkeologi di Universitas Hamburg sejak dia setengah tahun yang lalu. 

Sejak kecil, aku memiliki mimpi untuk menjadi seorang arkeolog yang handal dan berkontribusi dalam menemukan kepingan sejarah masa lalu Nusantara. Studiku berkaitan erat dengan bagaimana melacak dan menemukan beberapa benda di kapal yang mungkin tenggelam karena badai, atau dirampas perompak.

Aku sadar bahwa untuk mencapai mimpiku, aku harus menempuh pendidikan yang terbaik. Universitas Hamburg adalah salah satu universitas terbaik di dunia dengan program studi Arkeologi yang sangat mumpuni.

Meskipun berat meninggalkan keluarga dan kampung halaman, aku yakin bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk mencapai mimpiku. Aku bertekad untuk belajar dengan giat dan menyelesaikan studiku dengan hasil yang terbaik.

***

Di Hamburg, aku telah meraih banyak hal. Aku berhasil menyelesaikan studi Arkeologi di Universitas Hamburg dengan hasil yang memuaskan dan mendapatkan pekerjaan di sebuah museum terkenal di kota ini. Aku memiliki kehidupan yang nyaman dan mapan.

Namun, semua itu tak mampu menghapus rasa rinduku akan tanah kelahiran. Aku merindukan suasana pedesaan yang tenang dan damai. Merindukan kehangatan keluarga dan kasih sayang mereka. Merindukan masakan ibu yang lezat dan jajanan tradisional yang selalu aku rindukan.

Di sini, aku merasa seperti terjebak dalam rutinitas. Setiap hari, aku melakukan hal yang sama: bangun pagi, pergi ke museum, bekerja, pulang ke rumah, dan tidur. Aku tak memiliki banyak waktu untuk bersantai dan menikmati hidup.

Aku mulai mempertanyakan apakah aku benar-benar ingin tinggal di sini selamanya. Apakah aku rela meninggalkan tanah kelahiranku demi mengejar mimpi di negeri orang?

Aku masih memiliki banyak mimpi dan cita-cita yang ingin aku raih. Aku ingin berkontribusi untuk kemajuan negaraku. Aku ingin membantu melestarikan budaya dan sejarah bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun