Mohon tunggu...
Ardi Winata Tobing
Ardi Winata Tobing Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk mengingat.

Prokopton.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Teror Prancis, Gempa Turki, dan Masyarakat yang Sakit!

31 Oktober 2020   22:14 Diperbarui: 1 November 2020   03:36 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

screenshot-608-1-001-5f9d7de88ede487be5410252.jpg
screenshot-608-1-001-5f9d7de88ede487be5410252.jpg
Coba bayangkan jika korban adalah salah satu dari Anda: meninggal dengan cara yang tragis dan ratusan orang dengan gampangnya memakai jari mereka untuk menertawakan kematian Anda atas sesuatu yang sama sekali Anda tidak terlibat di dalamnya, atas sesuatu yang bahkan you don’t give a single sh*t.

screenshot-607-001-5f9d7dfdd541df7fe833d003.jpg
screenshot-607-001-5f9d7dfdd541df7fe833d003.jpg

Hal ini makin mengkhawatirkan karena jika biasanya orang-orang menyampaikan pendapat provokatif dengan menggunakan akun samaran, berlindung di balik anonimitas, maka kali ini orang-orang semacam itu tidak lagi takut menutupi jati dirinya.

Akun-akun yang terlihat jelas menertawakan tragedi tersebut lewat pilhan react di Facebook hampir pasti sebagian besar adalah profil asli, dengan foto dan data diri nyata, bukan profil tuyul-tuyul anonim.

Mengapa ini bisa terjadi? Perlu tinjauan ilmiah untuk merunut korelasi dan menarik konklusi. 

Namun bisa jadi ini karena ada yang keliru dalam cara pandang sebagian masyarakat terhadap pluralitas dan tampaknya ini bukan lagi masalah baru, malah cenderung makin kompleks, ditambah jumlah mereka yang banyak dan pembenaran yang didapat dari tokoh-tokoh berpengaruh yang punya pandangan serupa. Hal ini pada akhirnya menjadikan tindakan itu menjadi wajar dan pantas.

Tapi ini hanya salah satu kemungkinan yang perlu ditelisik lebih lanjut.

Pada akhirnya, apakah tulisan ini hanya bentuk kekhawatiran lebay yang keliru dan sekadar cocokologi fenomena yang dipaksakan? Mungkin saja ya.

Namun mungkin juga, apa yang sedang terjadi dan dikhawatirkan dalam isi tulisan ini adalah awal (atau lanjutan?) dari runtuhnya nilai-nilai universal, terutama empati antar sesama umat manusia, akibat pandangan sempit dan sentimen perbedaan yang makin kuat, yang sebenarnya masih menampilkan pucuk mini dari gunung es raksasa yang tersembunyi di bawah sana.

Tentunya, saya lebih suka dan berharap pada kemungkinan pertama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun