"Untung semua akhirnya dapat diketahui dan bisa dibuktikan meski tetap menjadi komitmen rahasia dan  hanya  menjadi misteri bagi sebagian lainnya namun setidaknya kita yang tahu rasionalisasinya dapat lepas dari kebuntuan logika" tambahnya lagi.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum mengingat kisah nyata itu, dimana aku pertama kali dilibatkan sebagai mitra dan berhasil membuktikan kalau Tinta yang digunakan adalah Tinta yang identik dengan Tinta Pemilu dan akan pudar bahkan hilang setelah tiga hari sejak dituliskan.
Bayi Ajaib Pannikiang itulah yang membuat ku dan pihak kepolisian semakin dekat, siapapun Kapolres nya.
Meski Kasus Kampi berbeda dengan itu,
Saat interview saya mulai, Kampi  menyampaikan bahwa ketika menggembala di sekitar Batu Mallopie dan tertidur pulas kemudian terbangun dengan hilangnya seekor sapi ternak yang ia gembalakan.
Ia pun mencari Sapi itu sampai mengelilingi bukit Kars yang banyak gua batunya.
Setelah berkeliling hutan adat kecil disekitar bukit kars itu, Kampi berkata melepas penat dan kegelisahan di tepian telaga "Liung Maloangnge".
Liung Maloangnge memang sebuah cerukan sungai yang unik sebab memiliki luasan separuh lapangan sepakbola di aliran sungai yang mengalami penyempitan hanya selebar lima meteran.
Cerukan itu terkenal dalamnya sebab sampai saat ini tidak pernah ada satupun orang yang mau menaksir berapa kedalamannya.
Bahkan saya sendiri pernah mencoba kesana sebelumnya dan menenggelamkan Sebatang Bambu  utuh untuk mengukur kedalaman namun tetap gagal menyentuh dasarnya.
Kampi berkata bahwa ia larut dalam kesedihan mendalam dan akhirnya melihat seekor Biawak  sebesar Buaya dengan rambut panjang yang mengintipnya dari tengah Telaga Liung Maloangnge.