Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Problematika Buku Teks dan Masih Kakunya Proses Pembelajaran di Ruang Kelas

1 November 2024   18:00 Diperbarui: 2 November 2024   07:58 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Di era yang terus berkembang ini, metode pembelajaran yang efektif dan sesuai kebutuhan peserta didik semakin menjadi perhatian utama. Namun, tantangan dalam mencapai fleksibilitas dan relevansi masih kuat terasa, terutama dalam hal penggunaan buku teks dan proses pembelajaran di ruang kelas. 

Buku teks yang telah menjadi sumber utama dalam pendidikan konvensional menghadapi kritik karena kurang mampu memenuhi kebutuhan pembelajaran yang dinamis dan beragam. 

Selain itu, metode pembelajaran yang statis juga kerap dianggap tidak responsif terhadap kebutuhan belajar siswa saat ini. Artikel ini akan mengulas secara mendalam problematika ini, lengkap dengan teori dan data pendukung, serta implikasi bagi pendidikan modern.

1. Buku Teks sebagai Sumber Pengetahuan: Keuntungan dan Kekurangan

Buku teks sering kali menjadi rujukan utama dalam kurikulum pendidikan, bahkan disebut sebagai "peta" pengetahuan yang diandalkan untuk mendukung proses belajar mengajar. Menurut Brown (2014), buku teks memberikan struktur yang jelas dalam pembelajaran, membantu siswa memahami materi melalui informasi yang tertata dan berurutan. Selain itu, buku teks memberikan kerangka kerja bagi guru dalam menyusun dan mengarahkan kegiatan pembelajaran.

Namun, di balik manfaat tersebut, buku teks juga memiliki kelemahan yang signifikan. Salah satunya adalah masalah kelambanan dalam mengadopsi perubahan. 

Contohnya, sebuah buku teks bisa saja sudah kedaluwarsa secara konten ketika diterbitkan, terutama dalam mata pelajaran yang berkaitan dengan teknologi atau perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat. 

Sebuah studi oleh Sani (2020) menemukan bahwa lebih dari 40% buku teks di Indonesia kurang relevan dengan perkembangan terbaru, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini menghambat siswa untuk memperoleh informasi terkini yang relevan dengan kebutuhan zaman.

2. Kesulitan dalam Mengintegrasikan Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk belajar melalui pengalaman nyata dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran yang kontekstual bertujuan untuk membantu siswa menghubungkan antara teori yang dipelajari dengan aplikasi praktis di dunia nyata. 

Sayangnya, buku teks tradisional sering kali tidak memberikan ruang yang cukup untuk mengembangkan pembelajaran kontekstual ini. Materi yang disampaikan cenderung statis, tanpa memberikan siswa peluang untuk mengeksplorasi pengetahuan mereka melalui cara-cara yang kontekstual dan dinamis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun