Jumlah pencari kerja di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2023, jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 146,6 juta orang, meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 144 juta orang.Â
Dengan banyaknya pencari kerja, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan menjadi sangat ketat. Bahkan, banyak lulusan yang merasa harus menerima pekerjaan di bawah ekspektasi mereka, baik dari segi gaji maupun posisi.
Salah satu contohnya adalah banyaknya lulusan sarjana yang bekerja di sektor informal atau di posisi yang tidak memerlukan gelar akademik.Â
Menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2023, sekitar 17% dari lulusan perguruan tinggi bekerja di sektor informal, sementara 25% lainnya bekerja di posisi yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka.Â
Fenomena ini menandakan bahwa meski memiliki pendidikan formal yang tinggi, tidak semua lulusan dapat menemukan pekerjaan yang sepadan dengan kompetensi yang mereka miliki.
3. Pengaruh Teknologi dan Automasi
Kemajuan teknologi dan digitalisasi telah mengubah wajah dunia kerja di Indonesia. Di satu sisi, teknologi menawarkan peluang baru bagi sektor pekerjaan yang berbasis teknologi informasi, data, dan pengembangan perangkat lunak.Â
Namun, di sisi lain, sektor-sektor tradisional, seperti manufaktur dan perbankan, mulai mengurangi jumlah pekerja karena adanya automasi.
Menurut laporan dari McKinsey & Company, sekitar 23 juta pekerjaan di Indonesia berisiko tergantikan oleh automasi hingga tahun 2030.Â
Pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya didominasi oleh manusia, seperti kasir, teller bank, dan operator pabrik, semakin berkurang seiring dengan adopsi teknologi baru.Â