2. Biaya Awal yang Tinggi
Harga Mobil: Mobil listrik cenderung lebih mahal dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran internal. Ini bisa menjadi hambatan bagi konsumen untuk beralih ke kendaraan listrik.
Biaya Infrastruktur Pribadi: Memasang unit pengisian daya di rumah membutuhkan biaya tambahan yang tidak sedikit.
3. Produksi dan Pengelolaan Baterai
Dampak Lingkungan: Proses penambangan nikel dan produksi baterai memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Pengelolaan limbah baterai juga menjadi masalah serius, karena baterai bekas harus didaur ulang dengan cara yang aman untuk menghindari pencemaran.
Keterbatasan Teknologi Daur Ulang: Teknologi daur ulang baterai yang efisien dan ramah lingkungan masih dalam tahap pengembangan dan belum tersedia secara luas di Indonesia.
4. Regulasi dan Kebijakan
Insentif yang Belum Merata: Meskipun ada insentif dari pemerintah untuk pembelian dan penggunaan mobil listrik, penerapannya masih belum merata di seluruh daerah. Selain itu, kebijakan tersebut masih terus berkembang dan kadang kurang jelas.
Peraturan Infrastruktur: Beberapa peraturan terkait pembangunan infrastruktur pengisian daya masih kurang jelas dan dapat menghambat investasi.
5. Kesadaran dan Penerimaan Publik
Pengetahuan Masyarakat: Banyak masyarakat yang masih kurang paham mengenai manfaat dan cara kerja mobil listrik. Edukasi tentang keuntungan dan penggunaan mobil listrik masih perlu ditingkatkan.