Siapa di sini yang hobi berbelanja pakaian trifting atau dalam artian pakaian bekas namun masih layak dan istimewa untuk dikenakan?
Saya pun juga sangat menyukai pakaian trifting. Perlu diketahui bahwa pakaian trifting bukan sekedar pakaian bekas, namun lebih dari itu, pakaian trifting memiliki daya guna yang cukup tinggi hanya saja memang dapat dikatakan bahwa kualitasnya sudah setengah pakai namun secara kelayakkan pakaian ini masih oke dan layak untuk dikenakan oleh masyakarat.Â
Brand-brand internasional yang terkenal, kualitas bahan yang jempolan, bahan yang nyaman dipakai di badan, warna yang memikat, masa pakai yang lebih lama, dan satu lagi alasan kenapa barang trifting banyak diburu yakni harga yang murah menjadi sebab kenapa fenomena trifting begitu diminati.Â
Lebih lanjut Fenomena "thrifting" atau "thrifting culture" merujuk pada budaya belanja barang bekas atau secondhand yang semakin populer di berbagai belahan dunia. Fenomena ini memiliki beberapa ciri khas dan pengaruh yang perlu dipahami:
1. Peningkatan Kesadaran Lingkungan: Salah satu faktor pendorong utama dari fenomena thrifting adalah kesadaran lingkungan. Banyak orang yang beralih ke barang bekas sebagai cara untuk mengurangi dampak konsumsi barang baru terhadap lingkungan. Dengan mengambil barang bekas yang masih baik, mereka membantu mengurangi limbah dan konsumsi sumber daya alam.
2. Kemunculan Toko Thrift: Toko-toko barang bekas atau thrift store semakin banyak bermunculan. Beberapa di antaranya adalah toko milik yayasan amal atau berfokus pada fashion dan barang-barang desainer. Toko-toko ini memberikan peluang untuk berbelanja dengan harga lebih terjangkau.
3. Kreativitas dalam Gaya Pribadi: Thrifting juga mendorong kreativitas dalam berpakaian. Banyak orang yang menemukan barang-barang unik dan vintaj yang sulit ditemukan di toko-toko konvensional. Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan gaya pribadi yang unik dan berbeda.
4. Pengaruh Media Sosial: Media sosial telah memainkan peran penting dalam mempopulerkan thrifting. Platform seperti Instagram dan TikTok menjadi tempat di mana orang dapat berbagi temuan-temuan mereka dari thrift store, memberikan inspirasi kepada orang lain untuk mencoba berbelanja barang bekas.
5. Penekanan pada Ekonomi Berkelanjutan: Selain aspek lingkungan, thrifting juga terkait dengan pemikiran ekonomi yang berkelanjutan. Masyarakat semakin menyadari pentingnya ekonomi berkelanjutan yang fokus pada penggunaan ulang dan mendaur ulang sumber daya.
6. Pengaruh Terhadap Industri Fashion: Fenomena thrifting telah mempengaruhi industri fashion. Banyak merek dan desainer sekarang mencoba untuk memasukkan unsur-unsur berkelanjutan dalam produk-produk mereka dan ada peningkatan permintaan akan pakaian dan aksesori berkelanjutan.
7. Pemberdayaan Ekonomi Lokal: Thrifting juga dapat memberdayakan ekonomi lokal dan komunitas tertentu. Toko thrift sering kali didukung oleh organisasi nirlaba yang memberikan pelatihan dan pekerjaan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Namun, penting untuk diingat bahwa fenomena thrifting bukan tanpa kontroversi. Beberapa kritikus berpendapat bahwa thrifting dapat menyulitkan masyarakat dengan pendapatan rendah yang mengandalkan toko barang bekas untuk barang-barang yang mereka butuhkan. Selain itu, terdapat perdebatan tentang dampak jangka panjang dari meningkatnya popularitas thrifting terhadap harga dan ketersediaan barang-barang bekas.
Lantas, apa dampak dan manfaat dari munculnya fenomena trifting di Indonesia?
Trifting memiliki banyak manfaat bagi masyarakat, terutama bagi anak muda. Berikut adalah beberapa manfaat trifting bagi anak muda:
Hemat Biaya: Trifting biasanya lebih terjangkau daripada membeli barang-barang baru. Ini memungkinkan anak muda untuk membeli pakaian, aksesori, dan barang-barang lainnya dengan harga yang lebih rendah, yang dapat membantu mengelola anggaran mereka dengan lebih baik.
Peningkatan Kreativitas: Berbelanja di toko thrift store dapat menginspirasi kreativitas anak muda dalam berpakaian. Mereka dapat menemukan barang-barang unik yang tidak ditemukan di toko-toko konvensional, dan ini dapat membantu mereka mengembangkan gaya pribadi yang berbeda dan kreatif.
Pilihan yang Beragam: Thrift store sering kali memiliki berbagai barang bekas, termasuk pakaian, sepatu, tas, dan perabotan. Anak muda memiliki banyak pilihan untuk mengeksplorasi dan menemukan barang-barang yang sesuai dengan selera mereka.
Pemberdayaan Lingkungan: Trifting mendukung prinsip-prinsip berkelanjutan dan peduli terhadap lingkungan. Dengan membeli barang bekas, anak muda dapat membantu mengurangi permintaan akan produksi barang-barang baru yang sering kali menghasilkan polusi dan limbah.
Kontrol Terhadap Konsumsi: Trifting dapat membantu anak muda memikirkan ulang kebiasaan konsumsi mereka. Mereka belajar untuk mempertimbangkan keberlanjutan dan dampak sosial dari pembelian mereka, yang merupakan pelajaran penting dalam era yang semakin sadar akan lingkungan.
Menghargai Barang Bekas: Anak muda dapat belajar menghargai barang-barang bekas yang memiliki sejarah dan karakter. Ini dapat memberikan rasa koneksi dengan masa lalu dan menginspirasi apresiasi terhadap barang-barang yang sudah ada.
Komunitas dan Sosialisasi: Berbelanja di toko thrift store juga dapat menjadi pengalaman sosial yang menyenangkan. Anak muda dapat pergi bersama teman-teman mereka, berbicara tentang temuan-temuan mereka, dan berbagi tips mengenai toko-toko thrift store yang bagus.
Menyokong Organisasi Sosial: Banyak toko thrift store didukung oleh organisasi nirlaba yang memberdayakan masyarakat lokal. Dengan berbelanja di tempat-tempat ini, anak muda dapat turut serta dalam membantu komunitas dan tujuan sosial tertentu.
Penting untuk diingat bahwa trifting bukan hanya tentang berbelanja barang bekas, tetapi juga tentang sikap berkelanjutan, kreativitas, dan pemikiran ulang tentang konsumsi. Ini adalah cara yang bagus bagi anak muda untuk berkontribusi pada perubahan positif dalam cara kita berinteraksi dengan barang-barang dan lingkungan kita.
Selain itu, ada pula dampak negatif yang muncul di kalangan masyarakat dari maraknya fenomena trifting di Indonesia. Di antaranya sebagai berikut.:
1. Ketidaksetaraan Akses
Meskipun trifting dapat menjadi pilihan yang terjangkau, tidak semua orang memiliki akses ke toko thrift store yang baik atau barang-barang berkualitas. Ini bisa menyebabkan ketidaksetaraan dalam kesempatan berbelanja.
2. Kualitas yang Bervariasi
Barang-barang bekas dapat memiliki kualitas yang bervariasi, dan tidak semua barang yang dijual di toko thrift store dalam kondisi baik. Ini dapat menghasilkan pengeluaran tambahan untuk perbaikan atau penggantian.
3. Dampak terhadap Industri Barang Baru
Meningkatnya popularitas trifting dapat berdampak negatif pada industri barang baru, terutama jika konsumen beralih sepenuhnya ke barang bekas. Ini dapat mengancam lapangan pekerjaan dan ekonomi yang terkait dengan produksi barang baru.
4. Ketergantungan pada Barang Konsumen
Terlalu banyak penekanan pada trifting juga dapat mendorong ketergantungan terhadap konsumsi barang-barang konsumen, bahkan jika itu adalah barang bekas. Ini bisa menjadi kontraproduktif dalam upaya menuju masyarakat yang lebih berkelanjutan.
Pada akhirnya hidup di negara berkembang memang menjadi sebuah dilema, kita akan terus dihadapkan pada banyak pilihan karena memang negara Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan yang rumah yang harus diselesaikan.Â
Kita tentu bisa berbicara bahwa fenomena trifting dapat menjadi masalah akibat kurang tegaknya regulasi dari pemerintah terhadap impor barang-barang lokal. Akan tetapi, mereka para pelaku usaha pakaian trifting juga menjadi bagian dari UMKM yang tak hanya sekedar mencari nafkah namun juga memfasilitasi para masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi menengah ke bawah yang juga ingin mencari fashion sesuai dengan kemampuan ekonominya.Â
"Hidup memilik porsinya masing-masing, tugas kita hanya menjalaninya urusan benar atau salah mari bersama-sama untuk terus belajar karena Indonesia di bangun atas dasar kebersamaan bukan hanya dari segelintir orang"
#SalamLiterasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H