Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan

Seorang Pengajar dan Penulis lepas yang lulus dari kampung Long Iram Kabupaten Kutai Barat. Gamers, Pendidikan, Sepakbola, Sastra, dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sejarah Dunia yang Disembunyikan, Benarkah?

19 Agustus 2023   15:02 Diperbarui: 19 Agustus 2023   15:04 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

c. Penyandang Disabilitas:
Orang dengan disabilitas dapat menghadapi hambatan fisik dan sosial dalam akses ke fasilitas umum, pendidikan, pekerjaan, dan masyarakat.
Mereka juga mungkin mengalami diskriminasi dalam kebijakan dan praktik yang tidak memperhatikan kebutuhan mereka.

d. Orang Miskin:
Orang miskin dan kelompok yang kurang beruntung sering kali diabaikan dalam hal akses ke layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan yang layak.

Penyelesaian dari masalah minimnya peran wanita dan kelompok marginal memerlukan upaya bersama melalui pendidikan, kesadaran, pemberian suara, dan perubahan kebijakan yang mendorong kesetaraan, penghargaan terhadap keragaman, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia bagi semua individu, tanpa memandang latar belakang atau identitas mereka.


5. Pembantaian Sipil

(unsolvedindonesia.com)
(unsolvedindonesia.com)

Salah satu peristiwa pembantaian sipil terbesar dalam sejarah adalah Pembantaian Nanking (Nanjing) yang terjadi selama Perang Tiongkok-Jepang Kedua pada tahun 1937-1938. Peristiwa ini juga dikenal dengan sebutan "Pembantaian Nanking" atau "Pembantaian Rape of Nanking". 

Pada saat itu, pasukan Jepang merebut kota Nanking (sekarang dikenal sebagai Nanjing), ibu kota Tiongkok, dan dilaporkan melakukan serangkaian kekejaman massal terhadap penduduk sipil dan militer Tiongkok yang tidak bersenjata.

Pembantaian Nanking terkenal karena tingkat brutalitas dan kekejamannya. Selama periode beberapa bulan, diperkirakan bahwa antara 100.000 hingga 300.000 orang tewas, dan banyak dari mereka mengalami penganiayaan, pemerkosaan, penyiksaan, dan pembunuhan yang mengerikan. Pasukan Jepang melakukan pembunuhan massal, pemerkosaan massal, dan perlakuan yang sangat kasar terhadap penduduk kota, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia.

Pembantaian Nanking telah menjadi perdebatan kontroversial antara Tiongkok dan Jepang dan masih memiliki dampak psikologis yang mendalam pada masyarakat Tiongkok dan dunia internasional. Ini juga telah menjadi peringatan tentang bahaya perang, pelanggaran hak asasi manusia, dan kekejaman yang dapat terjadi dalam konflik bersenjata.

Peristiwa ini juga menekankan pentingnya menghormati dan melindungi hak asasi manusia, serta menghindari tindakan kekerasan dan penganiayaan dalam situasi konflik.

#SalamLiterasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun