Mohon tunggu...
Ardianto Nugroho
Ardianto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gara-gara Beli Rumah Pakai Perasaan

11 Oktober 2021   14:31 Diperbarui: 11 Oktober 2021   15:08 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari bapak RT datang ke rumah Pokja dan tertarik dengan penawaran Pokja. Entah mengapa, tanpa banyak pertimbangan, pak RT bersedia mengambil alih KPR rumah Pokja.

Prosesnya adalah, Pak RT dan Pokja pergi ke Bank untuk memindahkan KPR dari Pokja ke Pak RT. Prosedur pemindahan KPR disebut take over KPR. Pak RT mengganti uang muka rumah kepada Pokja dan melanjutkan cicilan KPR.

Ketika proses pemindahan KPR ke pak RT selesai, badan Pokja tiba-tiba terasa sangat ringan. Dadanya bak disiram air aqua dingin dan sakit kepalanya tiba-tiba sembuh.

Rupanya inilah kebahagiaan level 2.0 yang kembali dirasakan Pokja meskipun ia kehilangan rumah, ia mendapatkan kembali kehidupannya.

Selesai

Melalui pengalaman ini Pokja mendapatkan banyak pelajaran penting dan berharga mengenai rumah. Demikianlah beberapa pengalaman yang Pokja dapatkan:

Belajar dari Pokja

  1. Beli rumah tidak boleh hanya berdasarkan perasaan atau ego. Hal-hal logis yang bersifat data dan angka lebih dapat menjadi panduan dibandingkan dengan sekadar perasaan dan ego.
  2. Lokasi adalah pertimbangan utama ketika membeli rumah. Perhatikan jarak antara area aktivitas dan rumah, jangan sampai terlalu jauh sehingga menguras tenaga bahkan emosi.
  3. Jangan lupa meminta saran orang lain. Terkadang orang lain memiliki pandangan yang tidak kita miliki. Terutama berdiskusilah dengan istri atau calon istri sebelum memilih rumah. Pastikan pilihan rumah adalah keputusan dari hasil diskusi dari beberapa orang.
  4. Survei, survei, survei. Lakukanlah setidaknya sepuluh kali survei sebelum membeli rumah. Jangan cepat jatuh hati terhadap satu rumah. Setiap survei, Anda akan mendapatkan pengalaman baru yang dapat membantu Anda untuk memilih rumah.
  5. Bila belum mampu membeli rumah idaman, kontrak adalah solusi yang baik. Kontrak belum tentu rugi, KPR belum tentu untung. Bacalah artikel ini untuk dapat lebih memahami: KPR Rumah atau Kontrak? Mari Berhitung!

Demikianlah cerita pendek tentang Pokja dan pengalamannya dalam mencari rumah. Semoga kita semua dapat belajar lebih bijak dalam membeli rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun