Mohon tunggu...
Ardiansyah Putra
Ardiansyah Putra Mohon Tunggu... Animator - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendapat Para Tokoh tentang Kewajiban Menuntut Ilmu Ipteks dalam Islam

13 April 2023   12:22 Diperbarui: 13 April 2023   12:32 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Pengertian Iptek dan Kaitanya Dengan Islam

Untuk memperjelas, akan disebutkan dulu beberapa pengertian dasar. Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan tentang gejala alam yang diperoleh melalui proses yang disebut metode ilmiah (scientific method) (Aji, 2017). Sedang teknologi adalah pengetahuan dan keterampilan yang merupakan penerapan ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek.

Peran Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek (Hasibuan, 2014). Ketentuan halal-haram wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.

2. Pandangan Islam Terhadap Teknologi

Sekarang ini kita berada dalam zaman yang sering terjadi perjumpaan antara agama dan budaya yang berbeda sementara itu penghayatan agama pun semakin personal dan eksistensial. Setiap orang merasa bertanggung jawab atas agama yang dianutnya sendiri. Lebih lanjut masyarakat dewasa ini dikondisikan oleh apa yang kita kenal sebagai "budaya global". 

(Sudiarja, 2006: 143) Situasi ini menjadikan masyarakat menjadi semakin terbuka pada keyakinan-keyakinan lain. Sehingga mereka menjadi terbagi dua, yaitu mereka yang terpengaruh oleh perkembangan dan keyakinan teknologi dan mereka yang tetap berpegang pada keyakinan agama mereka masing-masing. Bila kita lihat pada kenyataanya, perkembangan teknologi akan membawa kesejahteraan bagi umat manusia, hal itu tidak dapat dipungkiri lagi. Namun, ada masyarakat yang menentang mempelajari, memahami dan menggunakan teknologi, apalagi memajukan teknologi itu sendiri. Di sisi lain, bagi masyarakat yang mendukung, agama dipandang sebagai penghambat kemajuan teknologi karena dianggap mempercayai sesuatu yang tidak masuk akal. Sehingga terjadilah perselisihan dan ketegangan antara teknologi dan iman. 

Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia kini telah dikuasai peradaban Barat, kesejahteraan dan kemakmuran material yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang mengagumi kemudian meniruniru dalam gaya hidup tanpa diseleksi terlebih dulu terhadap segala dampak negatif di masa mendatang atau krisismultidimensional yang diakibatkannya. Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di masa lampau, sekarang maupun yang akan datang.

Islam tidak menghambat kemajuan Iptek, tidak anti produk teknologi, tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus, asalkan dengan analisis-analisis yang teliti, obyekitf , dan tidak bertentangan dengan dasar AlQur`an.

3. Penggunaan Teknologi Dalam Praktik Islam Seperti Dakwah

Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan peradaban manusia ditandai dengan pemanfaatan teknologi informasi pada berbagai bidang kehidupan. Teknologi informasi menjadi salah satu pilar utama pembangunan peradaban manusia saat ini. Teknologi ini merupakan sarana penting untuk transformasi sebuah masyarakat menjadi masyarakat yang lebih maju. Teknologi informasi mampu mempengaruhi pola hidup dan perilaku sebuah masyarakat. Inti dari kegiatan dakwah yang dilakukan melalui teknologi informasi adalah sebuah proses untuk menyampaikan informasi. (Abdul Hamid, 2020: 112)

Dengan pemanfaatan teknologi informasi kita dapat memperoleh manfaat dalam mengembangkan dakwah Islam, yaitu. Pertama. Dakwah tidak lagi bergantung terhadap waktu dan tempat. Kedua. Dakwah bisa memiliki cakupan yang sangat luas. Ketiga. Pendistribusian informasi tentang dakwah yang sangat cepat. Keempat. Berbagai ragam cara dalam menyampaikan materi dakwah melalui teknologi informasi. (Aulia Ramdhani, 2020: 112)

Ada beberapa macam yang bisa kita manfaatkan dari teknologi informasi dalam mengembangkan dakwah Islamiah, antara lain. Pertama. Pemanfaatan software-software aplikasi Islam. Kedua. Pemanfaatan VCD dan DVD. Ketiga. Pemanfaatan, media cetak, media online, stasiun radio dan TV.

Perkembangan teknologi informasi yang bisa dimanfaatkan oleh para da'i untuk mengembangkan aktifitas dakwah dan mengimplementasikan aktifitas dakwah. dengan demikian para da'i harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dalam mengembangkan dakwah Islamiah.

Berdakwah melalui media internet ini tergolong cukup mudah dan sangatpraktis, efektif dan potensial. Kelebihan internet sebagai media dakwah ini antara lain. Pertama, Tidak terhalang oleh ruang dan waktu. Dapat diakses kapanpun dan siapapun di berbagai penjuru dunia sehingga materi dakwah yang telahdimasukkan di internet dapat diakses semua orang dari berbagai penjuru dunia kapanpun mereka inginkan.Kedua, Dakwah menjadi lebih variatif. Selain tulisan, dapat membuat materi dakwah dalam bentuk gambar, audio, e-book (buku elektronik) ataupun video sehingga objek dakwah dapat memilih bentuk media yang disukai.

Ketiga, Jumlah pengguna internet semakin meningkat. Pertumbuhan pengguna internet yang selalu meningkat merupakan kabar baik bagi yang akan berdakwah di dunia maya, karena objek dakwah pun akan semakin bertambah. Keempat Hemat biaya dan energi. Dengan menyajikan materi dakwah di internet,objek dakwah tidak perlu datang ke narasumber dan membeli buku untuk menjawab masalah yang dihadapi. Sehingga bisa membantu saudara kita agar tidak mengeluarkan biaya dan tenaga ekstra guna memperoleh informasi syari yang mereka cari. Kelima Mempererat jalinan persaudaraan antara satu dengan lainnya serta dapat memberikan informasi dalam waktu yang singkat (aspek sosial), dapat berdiskusi mengenai perkembangan islam (aspek agama) serta pengembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi. Dengan demikian internet merupkan salah media yang sangat tepat untukdi jadikan sarana/media dalam berdakwah. Karena saat ini internet merupakan media dan sumber informasi yang paling canggih. Karena teknologi inimenawarkan berbagai kemudahan, kecepatan, ketepatan akses dan kemampuan menyediakan berbagai kebutuhan informasi setiap orang, kapan saja, dimana sajadan pada tingkat apa saja. (Nazarullah, 2017: 76)

4. Dampak Teknologi Terhadap Masyarakat Islam

Perkembangan teknologi di Era sekarang ini sangat pesat. Berbagai kemajuan teknologi dapat kita peroleh dengan sangat mudah. Seiring dengan perkembangan zaman dan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi antar manusia dapat dilakukan dengan berbagai alat sarana, salah satunya alat komunikasi yang banyak digunakan saat ini adalah internet, handphone, twitter, facebook. Manusia dan teknologi adalah dua kata yang tak bisa dipisahkan pada era modern pada saat ini. Kita tahu bahwa perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini, seakan-akan memudahkan dan memanjakan manusia dalam menjalankan aktivitas kehidupannya. Hubungan manusia dan teknologi ini bisa temui disetiap aktivitas yang kita lakukan, Manusia tak akan pernah lepas dari sebuah Teknologi. Sehingga Teknologi saat ini, merupakan bagian dari kebutuhan pokok yang harus wajib dirasakan dan dinikmati manfaatnya, selain kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, dan papan.

Teknologi informasi dan komunikasi memiliki beberapa dampak negatif yang cukup mengganggu kehidupan sehari-hari. Kebanyakan dampak tersebut disebabkan karena penyalahgunaan dari teknologi informasi dan komunikasi, ataupun disebabkan karena kurangnya pemahaman masyarakat akan etika dan juga cara untuk menggunakan teknologi informasi dan juga komunkasi dengan baik dan juga benar.

Berikut ini adalah beberapa dampak negative dari teknologi informasi terhadap masyarakat Islam:  a. Individu menjadi malas untuk bersosialisasi secara fisik

Meningkatnya penipuan dan juga kejahatan cyber

Cyber Bullying 

Konten negative yang berkembang pesat 

Fitnah dan juga pencemaran nama baik secara luas 

Menjauhkan yang dekat

Mengabaikan tugas dan juga pekerjaan 

Mebuang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna

Menurunnya prestasi belajar dan juga kemampuan bekerja seseorang

 

5. Tantangan Ilmu-ilmu Islam Terhadap Perkembangan Teknologi

Ketergantungan ummat Islam dalam pendidikan, disadari sebagai faktor terpenting dalam membina umat hampir tidak dapat dihindari dari pengaruh Barat. Pada akhirnya krisis identitas pun tidak dapat terhindarkan oleh ummat Islam. Menurut AM. Syaefuddin, ketidakberdayaan ummat Islam itu membuatnya bersifat ntaqiyyah. Artinya kaum muslimin telah menyembunyikan identitas Islamnya, karena rasa takut dan malu. (Syaefuddin. 1991: 97)

Melemahnya orientasi sosial ummat Islam ini secara tidak sadar telah memilah-milah pengertian Islam yang kaffah ke dalam pengertian parsial dalam hakikat hidup bermasyarakat. Islam hanya dipandang dari arti ritual semata, sementara urusan lain banyak didomionasi dan dikendalikan oleh konsep-konsep Barat. Akibatnya, ummat Islam lebih mengenal budaya Barat dari pada budaya Islam itu sendiri.

Beberapa faktor yang menjadi tantangan ilmu-ilmuke-Islaman di tengah perkembangan sains modern, di antaranya:

Ambivalensi Teknologi.

Teknologi bagaimana pun bentuknya akan selalu bersifat ambivalen, yaitu ada untung ruginya, yang dalam bahasa Fiqhinya disebut manfaat dan mudharat bagi manusia dan alam lingkungannya. (Karim, 2014: 35). Dalam lingkungan hidup misalnya, dengan muncul istilah pengikisan lapisan ozon, radiasi nuklir, limbah industri, rekayasa genetika dan lainnya. Hal ini penting mengingat teknologi pada kenyataannya merupakan alat bagi manusia, sementara dalam kehidupan manusia memiliki tujuan dan cara pencapaiaan yang tentunya harus mengandung nilai agama. Oleh karena itu, seorang ilmuan Muslim harus menyadari bahwa ia harus memulai sesuatu, kemana pun ia beranjak, ia harus melangkah dari tradisi keIslaman yang merupakan identitasnya.

Di kalangan umat Islam masih banyak yang hanya menekankan pada studi pustaka daripada studi terhadap realitas sosiokultur.

Hal ini mengakibatkan kurang berkembangnya literature-literatur tentang ilmu-ilmu empiris Islam seperti sosiologi Islam, antropologi Islam, psikologi Islam, ekonomi Islam, dan sebagainya. Hal ini sangat berbeda dengan tokoh ilmuan Muslim di abad renaisans Islam, yang hasil karyanya dijadikan sumber rujukan dalam studi pustaka. Ini dapat dilihat dari karya Ibn Ya'qub an-Nadim yang berisi tentang ensiklopedia (al-Fihrist), bidang Astronomi oleh Mahani, bidang Zologi oleh ad-Dinawari dan lain sebagainya. (Nakosteen, 1996: 213-217)

Belum ada paradikma yang jelas tentang posisi nilai normatif, eksistensi dan struktur keilmuan Islam

Sebagai misal, dalam menyikapi problem tantangan modernisasi yang ditandai oleh pesatnya perkembangan industrialisasi, transformasi, alat-alat informasi yang canggih, dan kuatnya paham rasionalisme yang apabila dihadapkan pada agama, di kalangan Muslim belum mampu menyelesaikan dengan cara dialektis tetapi masih bersifat normatif. Dan para peneliti Muslim masih kurang siap menghadapi atau menolak gagasan-gagasan asing, karena tidak adanya persiapan secara memadai untuk melawan mereka melalui telaah mendalam dan penolakan terhadap promis-promis palsu. Akibat yang ditimbulkan tentang posisi nilai normatif, eksistensi dan struktur keilmuan Islam menjadi tidak jelas. Ada yang datang dari bangsa Barat, seperti westernisasi, rasionalisme, sekularisme, gagasan filsafat Barat dan semua yang berbau ke barat-baratan semua ditolak bahkan dikafirkan. (Amal, 1996: 38)

Adapun upaya untuk mengatasi hal tersebut di atas, Ismail Razi Al-Faruqi melakukan langkah-langkah berikut: a.  Memadukan sistem pendidikan Islam, dikotomi pendidikan umum dan Islam dihilangkan. 

Meningkatkan visi Islam dengan cara mengukuhkan identitas Islam melalui dua tahap, yaitu mewajibkan bidang studi sejarah peradaban Islam dan Islamisasi ilmu pengetahuan. 

Untuk menghadapi persoalan metodologi, ditempuh langkah-langkah berupa penegasan prinsip-prinsip pengetahuan

Islam. 

Menyusun langkah kerja sebagai berikut: 

1.Menguasai disiplin ilmu; 

2.Menguasai warisan khasanah Islam 

3.Membangun relevansi yang Islami bagi setiap bidang kajian atau wilayah penelitian pengetahuan modern; 

4.Mencari jalan dan upaya untuk menciptakan sintesis kreatif antara warisan Islam dengan pengetahuan modern; 

5.Mengarahkan pemikiran Islam pada arah yang tepat, yaitu sunnatullah; (Majid, 2012: 25)

Sementara Al-Attas menguraikan bahwa semua ilmu pengetahuan masa kini, secara keseluruhan dibangun, ditafsirkan dan diproyeksikan melalui pandangan dunia, visi intelektual dan persepsi psikologi dari kebudayaan dan peradaban Barat yang saling berkaitan. Kelima prinsip itu adalah:

Mengandalkan akal semata untuk membimbing manusia mengarungi kehidupan 

Mengikuti dengan setia validitas pandangan dualistis mengenai realitas dan kebenaran.

Membenarkan aspek temporal untuk memproyeksikan suatu pandangan dunia sekuler. 

Pembelaan terhadap doktrin humanism. 

Peniruan terhadap drama dan tragedi yang dianggap sebagai realitas universal dalam kehidupan spiritual atau transedental  dan atau kehidupan batin manusia. (Suef, 2009: 7) Kelimanya merupakan prinsip-prinsip utama dalam pengembangan keilmuan Barat, yang dinilai bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan harus dihindari oleh ummat Islam.

KESIMPULAN

Perkembangan teknologi tidak hanya memmpengaruhi aktifitas-aktifitas komersial dan dunia wisata melainkan juga secara luas mempengaruhi aktifitas dakwah. Perkembangan teknologi telah mempengaruhi perkembangan cara berfikir dan berprilaku masyarakat. Islam tidak menghambat kemajuan iptek, tidak anti produk teknologi, tidakakan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus, asalkan dengan analisis-analisis yang teliti, obyekitf dan tidak bertentangan dengan dasar Al-Qur`an. Peran Islam dalam perkembangan Iptek sitidaknya ada dua yaitu: Pertama, menjadikan aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam (yang lahir dari aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun