"Hahhh?" Pak Soda membuka mata, "Kau sudah kenyang???" Katanya dalam hati.
"Makanan ini terlalu banyak, perutku sudah penuh. Mereka membuatku mengantuk."
"Aidaaaa!" Teriak Pak Soda, ia tidak bisa berpura-pura mati lagi.
"Hah?"
"Ada yang memanggilku?"
"Siapa disana?" Aida celingukan, ia melihat jauh ke luar jendela. Khawatir ayah dan ibunya sudah datang dan mendapati ia memesan banyak makanan.
"Aida aku disini!" Seru Pak Soda yang semakin menggebu-gebu. Sementara makanan lainnya mengintip dengan sedikit. Mereka takut Aida akan membuang Pak Soda ke tempat cucian piring jika tahu makanan-makanan dihadapannya bisa hidup.
"Ehhh, Pak Soda. Sudahlah! Biarkan saja!" Sela Pizza berusaha meredam amarah Pak Soda.
"Haaaah! Biar saja! Dia harus kita beri pelajaran!" Tegas Pak Soda, "Aida! Aku Pak Soda! Hadap sini! Aku di meja makanmu!"
"Sodaaaa? Bisa Bicara???" Wajah Aida berubah seketika, matanya terbelalak. Ia seperti melihat hantu di siang bolong. Sebotol soda yang ia pesan mempunyai mata, mulut, dan gigi yang putih.
"Dengarkan aku Aida! Aku sedang marah!"