Beberapa rekan kenalan saya di negara Jerman dan Spanyol sangat mampu sekali apabila berkeinginan dalam membeli beberapa hunian rumah (karena preferensi profesi ataupun warisan). Meskipun demikian,mereka lebih memilih untuk menggunakan uangnya untuk traveling, berpetualang (explore), dan menikmati gaya hidup yang nyaman dimata mereka. Apartmentnya juga terbilang cukup biasa-biasa saja, dan perabot rumah tangga juga masuk kategori standar.
 Jawabannya tidak, saya menekankan sekali lagi, ini bukan persoalan gengsi karena mereka memang benar-benar mampu. Sosial media Instagram saja mereka tidak memiliki.
Selanjutnya, apabila dalam kasus saya sendiri, lantas bagaimana?
Kami berkeinginan memiliki rumah tipe permanen dengan tanah yang luas dimana kita dapat bercocok tanam, memelihara banyak jenis spesies hewan. Kemudian, kita akan membuat file dokumentasi tentang self-sufficient and sustainable living.
Meskipun tergolong kategori generasi millenial, saya ingin membeli properti. Kita ingin mempunyai sebidang tanah di perkampungan desa kecil di Spanyol untuk dibangun rumah minimalis yang sekaligus berfungsi sebagai guesthouse.Dalam rencananya, beberapa tahun kemudian --- disaat geliat turisme mulai bangkit kembali--- kami akan membuat paket khusus untuk para turis dari Asia yang sudah mulai bosan dengan Paris, London, dan Barcelona, dan berkinginan pariwisata ke perkampungan Eropa untuk mencoba dan melihat aktifitas warga sekitar seperti: memanen buah anggur dan membuat minuman wine; serta berendam relaksasi di sumber permandian panas yang dikelilingi alam bebas terbuka; dsb. Memiliki hunian sendiri akan menguntungkan dan berguna untuk kita dalam banyak hal terjadi.
Tidak ada yang magis, namun seorang manusia menemui jalan kepepet, ataupun termotivasi, adalah sub-spesies yang paling cerdas dalam mencari jalan untuk mencapai tujuannya.
Keinginan yang saya sebutkan diatas adalah contoh skala prioritas. Ketika kita telah memiliki suatu bentuk motivasi, namun pada kasus nyatanya kita akan sanggup untuk menahan keinginan hasrat dalam berkeliling dunia setiap tahun dengan jalur rute berbeda-beda, dan berfokus ke prioritas awal yang lebih besar dan penting tentunya.
Apabila generasi millenial memang sedang menentukan target  'beli rumah' sebagai skala prioritas hidupnya, dan menginginkan itu secara sungguh-sungguh, bisa dipastikan bisa  akan terwujud.
Saya mempercayai, didalam roda kehidupan ini tidak ada cara mutlak yang BENAR/ SALAH, jadi hukumnya sah-sah saja apabila memilih untuk :
* Â Â Â Â Menikah ataupun tidak,
* Â Â Â Â Mempunyai 1 anak, punya 5 ataupun tidak sama sekali,