Mohon tunggu...
Ardella Bernica
Ardella Bernica Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UAJY

Love yourself!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Swab Test adalah Hidup dan Matiku

16 Maret 2022   21:35 Diperbarui: 16 Maret 2022   21:40 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Representation means using language to say something meaningful about, or to represent, the world meaningfully, to other people (Hall, Stuart. 1997: 15). Representasi budaya merupakan penggunaan bahasa untuk mengatakan sesuatu yang bermakna atau untuk merepresentasikan dunia yang memiliki banyak makna kepada orang lain.

Penggunaan bahasa sendiri sejatinya telah merepresentasikan budaya yang kita miliki, contohnya kita berbicara menggunakan bahasa Indonesia telah merepresentasikan bahwa kita merupakan orang Indonesia yang hidup dalam masyarakat Indonesia dengan budaya di Indonesia. 

Representasi budaya melalui bahasa melibatkan simbol-simbol dalam bahasa yang telah disepakati bersama oleh masyarakat untuk berkomunikasi satu sama lain. Representasi budaya melalui bahasa juga membantu kita untuk mengutarakan pemikiran, ide, gagasan, atau keputusan kita kepada orang lain.

Pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia, telah memberikan pengaruh yang mampu mengubah seluruh aspek kehidupan masyarakat. Salah satu aspek kehidupan masyarakat yang berubah cukup drastis adalah aspek budaya. 

Masyarakat yang dulu terbiasa bepergian keluar rumah, kini harus tinggal di rumah. Ketika kita bertemu orang lain, kita tidak lagi dapat bersalaman atau berbicara tanpa menggunakan masker. 

Berbagai upaya dan peraturan dikeluarkan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Corona. Seperti peraturan 5M, yaitu mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas. 

Pemerintah Indonesia juga telah mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan seluruh masyarakat untuk melakukan vaksinasi dan melakukan swab test bagi mereka yang ingin bepergian jarak jauh menggunakan transportasi umum. Namun, kebijakan ini justru menimbulkan masalah baru di masyarakat.

Kebijakan ini justru dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mendapatkan penghasilan dengan membuka jasa pemalsuan surat keterangan hasil test swab. Ironisnya, tindakan pidana ini justru menjadi bisnis yang viral dan menjamur di kalangan masyarakat. 

Surat keterangan hasil swab test seolah-olah memiliki kekuasaan penuh dan menjadi segalanya bagi masyarakat, terutama bagi pebisnis yang harus berpergian. 

Kekuasaan pemerintah yang melalui kebijakan tersebut menjadi tidak ada artinya lagi dan menjamurnya tindakan kriminal yang menjadi bisnis ini mengambil alih kekuasaan pemerintah. 

Kejadian ini berangkat dari ideologi dan stigma masyarakat yang merasa surat keterangan hasil swab test merupakan kunci utama bagi masyarakat untuk bepergian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun