Mohon tunggu...
Ardel Bayu Adityo
Ardel Bayu Adityo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana | Jurusan Ilmu Komunikasi | Prodi Digital Communication | NIM 44521010069

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

QUIZ - Penerapan Penyebab Kasus Korupsi di Indonesia dengan Pendekatan Robert Klitgaard dan Jack Bologna

29 November 2024   00:55 Diperbarui: 29 November 2024   00:55 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misalnya, masyarakat tidak pernah menerima bantuan dana untuk petani, koperasi, dan usaha kecil di bidang pertanian. Sudah menjadi rahasia umum bahwa pasar tidak dibangun sesuai spesifikasi sehingga tidak aman bagi pembeli dan penjual karena bentuknya yang goyah dan tidak layak pakai.

Seorang pegawai negeri dan tiga pihak swasta dalam kasus tersebut merupakan dua dari empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Tentu saja kasus korupsi tersebut merugikan banyak pihak. Korupsi juga mempersulit penciptaan lapangan kerja, seperti lapangan kerja. Kami sadar bahwa orang menghasilkan uang dengan membeli dan menjual barang di pasar. 

Namun, karena bangunan seperti itu tidak praktis, hanya sedikit orang yang dapat membeli dan menjual di sana karena mereka tidak yakin apakah mereka akan.Akibatnya, banyak pedagang mencari lokasi alternatif untuk berjualan. Karena tidak ada aktivitas perdagangan di pasar, tidak hanya pedagang tetapi juga tukang parkir dan penjaga toko. Berdasarkan apa yang terjadi, ekonomi masyarakat terkena dampaknya.

Dampak Korupsi Pembangunan Pasar terhadap Perekonomian Pedagang Perekonomian suatu negara menderita akibat korupsi. Salah satunya adalah perkembangan moneter yang lambat karena dampak berganda dari tingkat input yang rendah. Investor enggan masuk pada negara dengan tingginya tingkatan korupsi yang ada, yang mengakibatkan hal ini. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) adalah salah satu dari banyak metode untuk menentukan tingkat korupsi suatu negara. 

Biaya transaksi ekonomi meningkat ketika pemerasan dan suap hadir dalam suatu ekonomi. Perekonomian menderita akibatinefisiensi. Ketimpangan sosial meningkat sebagai akibat dari perlambatan ekonomi. Orang yang berkuasa dan mampu menerima suap akan menjadi lebih kaya. Sedangkan miskin akan lebih menderita karena kemelaratan. Korupsi juga memiliki kemampuan untuk menyalurkan dana publik ke tangan individu yang korup, mengurangi pengeluaran pemerintah. Orang miskin tidak akan pernah memiliki akses yang memadai kesehatan, pendidikan yang layak, atau kehidupan yang layak, banyak efek penurunan dapat dirasakan bahkan saat tidak terlihat oleh mata dengan jelas oleh masyarakat sekitar, terutama individu yang kurang beruntung yang berjualan di pasar secara konsisten. Karena kurangnya pelanggan, banyak yang meninggalkan pasar pada saat ini. Selain itu, ada pedagang lain yang berjualan di desa, di rumah mereka, dll. Tentu saja, efeknya juga terasa jika tidak ada pekerjaan. Setiap toko biasanya memiliki banyak karyawan; sekarang mereka tidak bisa bekerja, mereka harus mencari cara lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.
e. Dampak Korupsi Pembangunan Pasar terhadap Kondisi Bangunan Pasar
Agar tidak semakin merugikan perekonomian dan sistem demokrasi bangsa, korupsi harus diberantas secepat mungkin. Tujuan pembangunan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 adalah terwujudnya negara yang adil, makmur, makmur, dan sejahtera. masyarakat Indonesia yang tertib. Indonesia harus terus memberikan peningkatan prosedur pemberantasan dan pencegahan korupsi dan tindak pidana lainnya jika ingin menjadi masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur.
Kasus pencemaran pasar di Kota Gebang Raya berdampak pada kondisi bangunan pasar yang terbengkalai dan tidak berpenghuni, sangat disayangkan tempat tersebut tidak berguna bagi para calo karena bangunan tersebut tidak sah. .Anggaran meningkat signifikan akibat kasus korupsi dalam pelaksanaan pembangunan menunjukkan bahwa anggaran APBD berisi proyek-proyek pemerintah yang nilainya digelembungkan kemudian dijadikan sumber dana korupsi.

Dalam teori GONE
Faktor pertama greed menyatakan bahwa siapapun dengan keserakahan yang berlebihan akan bekerja dengan berbagai cara, termasuk melakukan korupsi, untuk mencapai cita-cita mereka. Faktor kedua adalah opportunity, atau peluang mengakibatkan terjadinya perilaku koruptif karena adanya kesempatan atau peluang termasuk posisi. Faktor ketiga kebutuhan menjelaskan bahwa korupsi dilakukan dalam keadaan terpaksa seperti gaji yang tidak mencukup. Faktor exposes menunjukan bahwa koruptor percaya bahwa keuntungan dari korupsi lebih besar daripada penderitaan atau hukuman yang akan merekahadapi jika tertangkap.

Greed (Keserakahan):
Para pelaku korupsi dalam kasus tersebut didorong oleh keserakahan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Mereka menyalahgunakan wewenang mereka.

Opportunity (Kesempatan):
Kesempatan untuk korupsi muncul karena lemahnya sistem pengawasan dalam proses pengadaan barang dan jasa. Para pejabat menggunakan celah dalam birokrasi untuk menyalahgunakan dana. 

Need ( Kebutuhan ):

Sebagian pelaku korupsi mungkin mengklaim tindakan mereka dilakukan untuk memenuhi kebutuhan, baik untuk mempertahankan kekuasaan politik maupun memenuhi tekanan dari pihak lain. Namun, kebutuhan ini sering kali tidak nyata, melainkan lebih bersifat manipulasi moral untuk membenarkan tindakan korupsi.

Exposure (Paparan):
Budaya korupsi di Indonesia yang sudah mengakar menciptakan lingkungan di mana pelaku merasa aman melakukan tindakan tersebut. Banyak pihak yang terlibat merasa bahwa mereka dapat lolos dari jerat hukum karena kasus serupa sebelumnya sering tidak terselesaikan secara tuntas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun