Dulu saya sensi sekali setiap membaca tulisan di akun-akun dakwah (dakwah yang isinya membahas tentang cinta-cintaan). Sekarang masih sensi, sih, tetapi dari pengalaman teman-teman di sekitar, saya mulai bisa memahami kenapa mereka yang lelah ingin menyerah dengan menikah.
saya juga punya nenek yang tak kalah hebat dalam hal manas-manasi hati. nenek saya sudah tua sekali. Beliau seumuran dengan stave rogers, namun nenek saya lebih layu duluan mengingat "captain america" saat itu membeku di dalam es dan baru dibangunkan di abad ke 21, sedangkan nenek saya tetap terpapapar radiasi pemanasan global selama satu abad terakhir.
Nenek saya suka sekali membawa-bawa kematian kalau berbicara, pagi itu, Tiba-tiba dia terjatuh dan meminta untuk dipangku cucunya yang paling tampan. otomatis saya memangkunya, sambil menarik nafas dalam-dalam, beliau berkata
"opi?"
Bukan nek, ini arda.(sepupu saya opi memang tampan, tapi beliau tidak berada di lokasi waktu itu, jadi tetap saya yang paling tampan)
"nenekmu ini sudah tua le"
Iya nek, tahu.
"nenekmu ini mbok ya dikasih buyut, nenek pengen nimang buyut"(sambil menatap mata saya dalam-dalam)
Sudah menjadi sifat dasar manusia yang tidak pernah merasa puas pada suatu hal, Saya lantas berfikir dalam hati.karna Konon kata ibu saya, dulu nenek juga pernah pura-pura sekarat untuk menyuruh ayah dan ibu saya menikah cepet. Hmmm...
"nenek harap kamu bisa ngasih buyut sebelum nenek mati. (suasana tambah tegang)
Nek, istigfar nek...