Nah itu tadi beberapa gambaran kehidupan rakyat biasa di Majapahit. Ma Huan, penerjemah yang mendampingi perjalanan Laksamana Cheng Ho cukup lengkap menuliskan gambaran kehidupan di Majapahit sekitar tahun 1440 M.Â
Dalam catatannya, Ma Huan bahkan memberikan banyak deskripsi tentang penduduk dan semua kebiasaannya. Ma Huan menyebutkan bahwa penduduk pribumi terlihat kotor, tidak pernah menyisir rambut, berjalan bertelanjang kaki, dan sangat percaya pada ajaran setan (mistis).
Ma Huan menilai, makanan rakyat biasa di Majapahit kala itu sangat kotor, sebab mereka memakan serangga dan ulat yang dibakar sebentar di atas api.Â
Belum lagi urusan kebersihan rumah, Ma Huan mengeluhkan bahwa rakyat Majapahit memelihara anjing dan makan serta tidur besama anjingnya tanpa rasa risih sedikitpun.
Terlepas dari penilaian dan unsur subjektivitas Ma Huan dalam catatannya ini, Ying Ya Sheng Lan menjadi salah satu sumber rujukan untuk mengetahui kehidupan sosial masyarakat di Jawa Timur dan Majapahit pada masa lampau.Â
Sekalipun mengandung unsur subjektivitas, namun catatan ini berhasil menunjukkan beberapa nilai-nilai budaya asli Indonesia, seperti kebersamaan dan gotong royong, kebiasaan melakukan upacara-upacara adat, dan kepercayaan terhadap hal-hal mistis.
Nah bagaimana? Tertarik untuk mencoba hidup di masa Majapahit?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H