MONOLOG SABTU
Kusprihyanto  Namma
Hatiku air yang mengembun di sayap-sayap kutilang
Jangan terbang dulu burung sayang! Jangan terbang dulu
walau sekejap, biarkan aku menghirup udara yang bermadu
menebak subuh demi hidup yang riuh napas-napas piatu
Hatiku air yang mengembun di sayap-sayap kutilang
Jangan terbang dulu burung sayang! Jangan terbang dulu
aku tengah natap mentari, mandang butir-butir cahaya
ternyata kematian dan kelahiran hanya dibedakan bahasa
-diambil dari "Antologi Labirin Ranting Jati"
Makna puisi di atas yaitu seseorang yang kehilangan orang tua saat ia terlahir ke dunia. Dimana orang tua dan anak adalah satu hal yang sejatinya akan selalu menjadi satu kesatuan di dunia. Tergambarkan di baris pertama bait pertama. Namun, sang anak sudah harus berpisah lebih cepat di saat ia sedang berproses hidup di dunia. Pada puisi tersebut, orang tua diibaratkan sebagai burung kutilang. Sampai akhirnya, ia menyadari bahwa kematian dan kelahiran merupakan dua hal yang sama-sama memiliki pengaruh besar dalam kehidupan.
HIDANGAN CINTA
Helmy Tanjung
"Orang orang kalah merasa gagah dengan menyendiri
Padahal sejatinya ia kalah dan lari."
Lalu lari dari bising ke bening.
Menjauhi hiruk pikuk suara.
Dunia dianggap sampah. Lalu
airmata bederai memenuhi
lusuh sajad padahal
sejatinya engkaulah orang yang kalah dalam perebutan.
Orang-orang kalah dalam pertempuran lalu mencari bukti pembenaran.
Majulah menggapai puncak dunia
karena di tangan orang-orang bertaqwa bebunga tumbuh bahagai. Ikan nyaman menari
di kolam. Beburung bahagia terbang. Kaulah saksi atas semua keindahan
atas semua warisan ketika dunia ada di tangan. Dalam kuasamu keadilan ditegakkan. Semua
sungai bening dialirkan. Tapi jika hanya keangkuhan ucapan tanpa kelembutan dan
amis darah yang teralirkan maka serigala lebih berharga dari imanmu yang jelaga.
Teruslah menebar senyum kebenaran dan kebaikan dengan ilmu bermutu.
Dunia menunggu wudhumu. Jangan pernah risih dengan luka di kaki. Jika kaulari laluÂ
sembunyi maka siput pun mampu melakukannya. Jika hanya diam lalu merasa paling beriman makaÂ
mayat lebih benderang daripada nyawa menyanding tanpa dedah juang. Membeningkan hatiÂ
bukan hanya dengan menyepi. Dalam ramai pun bisa kuacari. Pada syair Rawalah panah panahÂ
meluncur menggugurkan ragu yang timbul. Kuda Waqqos dihentak sampai sampaiÂ
China untuk mengajarkan cinta agama. Pada hening diwan tarian semesta berdendang.Â
Bukan di kubangan diam jiwa mukmin berdendang. Di padang juang hati mukmin dihidangkan.
 Â
 -diambil dari "Whatshapp Grup IKABI", 1 September 2021
Makna puisi Hidangan Cinta yaitu bagaimana seorang manusia harus bisa menjadi sosok yang kuat dan pantang menyerah. Menjadi manusia yang bisa hidup dengan dasar yang kuat juga. Berusaha sekuat tenaga untuk bisa selalu melakukan yang terbaik, meskipun seburuk apapun dunia.
KEKALAHAN KEKASIHKU
Adhy Kelik Suryapati
berjalan menyeberangi taman penginapan musyafir, kekasihku
melihat nanar matamu kemilau
kutemukan indah saat gelap merambati
kemiskinan jiwa namun kau ragu menerjemahkan
kecemasan debu yang mengikat kegaguan pembicaraan
dinding dingin telah melepaskan kepenatan
menyempurnakan kekeringan sumber nurani.
o, kekasihku! jalan kerinduan membuat jari-jari waktu pucat
mengejawantahkan tabir tempatmu terpekur
dan langit menawarkan kelenjar darah
menjadikan dahan pohonan menaungi hening perjalanan
kekasihku, laksana langkah telah menenun mimpi
bagai mencungkil kenyataan tatapan cahaya
yang mengingatkan rahasia kegelapan.
alangkah tak berdayanya kata-katamu
saat mendengar detik jam bergegas dalam
sebuah pertemuan tak terduga.
nafas kemiskinan tumbuh
seperti aku menyimak mata pikiran
ada raungan dahaga terjungkal ke tepian kolam. Â Â
- Diambil dari "Antologi Rekonstruksi Jejak", Taman Budaya Jawa Tengah 2011
Makna puisi berjudul Kekalahan Kekasihku adalah Kenyataan bahwasannya pertemuan dengan seseorang bisa jadi adalah salah satu hal yang bisa membantu diri mengobati kehausan jiwa. Namun, pertemuan yang singkat dengan suasana yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan menjadi sebuah hal yang kembali melukai jiwa.
Ketiga puisi di atas tentu saja terlihat perbedaan pada proses kreativitas pengolahan maknanya yaitu dimana puisi pertama proses pengolahan makna lebih terlihat pada bait kedua. Kata kunci kematian dan kelahiran menjadi hal yang penting pada pengolahan maknanya. Sedangkan pada puisi kedua pengolahan makna saling terkait antar barisnya dan mudah dalam menyimpulkan maknanya. Sedangkan pada puisi ketiga, proses kreativitas makna terlihat jelas di bait ke dua. Â Dari puisi pertama pengembangannya lebih seperti pengibaratan akan sesuatu, sedang puisi kedua lebih pada pengungkapan fakta kejadian yang ada di lingkungan, dan puisi ketiga lebih ke pengibaratan juga seperti puisi pertama.
Pada alur puisi pertama tidak dibuat seperti cerita, melainkan langsung menyampaikan bagaimana ungkapan hatinya mengenai keinginannya dan takdir kelahiran serta kematian. Sedangkan alur puisi kedua lebih ke arah bagaimana seharusnya seseorang berjuang, jadi terkesan seperti memberikan langkah-langkah penjelasan. Alur puisi ketiga ini dibuat seperti cerita yang dimana sang mengungkapkan bahwa pertemuan dengan seseorang yang berlanjut dengan perpisahan di waktu yang cukup singkat.