Dalam sistem analog, hanya memungkinkan satu frekuensi untuk satu saluran program siaran. Sedangkan dalam sistem digital, satu frekuensi bisa di isi 6 sampai 12 saluran program siaran sekaligus. Perbedaan lain yang paling mencolok adalah pada kualitas gambar yang dihasilkan. Pada TV analog, siaran yang dihasilkan kadang kurang bagus seperti dipenuhi semut. Sedangkan pada TV digital, pengalaman tersebut mungkin tidak akan lagi di alami lagi.
Perlu di ingat, meskipun sama-sama menggunakan teknologi digital, siaran televisi digital bukanlah siaran televisi melalui internet atau streaming. Jika mengakses informasi dan hiburan melalui siaran streaming, Anda harus memiliki layanan data internet terlebih dahulu. Maka untuk menikmati siaran TV digital, hanya perlu menambahkan alat bernama dekoder atau set up box (STB).
Migrasi ke TV Digital, Apa Manfaatnya?
Selain merupakan tuntutan zaman yang berubah begitu cepat, migrasi siaran TV ke digital sebenarnya sudah dilakukan oleh banyak negara di dunia. Nggak perlu jauh-jauh ke negara-negara di Eropa atau Amerika, sejumlah negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand pun sudah lebih dahulu menggunakannya.
Lalu manfaatnya bagi masyarakat apa? Mau tahu! Berikut beberapa manfaat migrasi dari TV analog ke digital :
Pertama, siaran TV digital menjanjikan kualitas gambar dan suara yan glebih jernih. Dengan kata lain, gambar yang diterima tidak lagi berbintik atau nampak seperti semut dilayar TV Anda, tidak lagi berbayang, apalagi bergoyang. Ketajaman warna gambar lebih baik dari sebelumnya. Dan tentunya tak ada lagi suara seperti kresek yang bergesekan.
Kedua, kualitas program yang lebih baik dan beragam. Dengan banyaknya saluran siaran dalam satu zona layanan, Anda sebagai konsumen akan disuguhkan berbagai alternatif tayangan, baik itu hiburan hingga informasi.
Bayangkan, jika pemerintah membuka 6 kanal frekuensi yang bisa di isi hingga 12 saluran siaran sesuai dengan roadmap yang direncanakan. Sebagai konsumen Anda akan menemukan kurang lebih 72 saluran siaran dan satu zona layanan. Suatu pilihan yang sangat banyak dan menguntungkan bukan.
Ketiga, frekuensi digital yang digunakan memungkinkan untuk dimanfaatkan juga dalam peringatan bencana. Artinya system penyiaran digital sangat memungkinkan memberikan peringatan bencana secara tepat karena adanya alarm diperangkat penerima siaran digital (STB maupun perangkat televisi digital) yang bisa terhubung langsung ke sinyal pantauan BMKG dan BNPB atas situasi kondisi iklim, cuaca, dan potensi bencana lainnya.
Melihat posisi Indonesia yang sering dilanda berbagai bencana alam, seperti banjir, gunung meletus, hingga gempa, maka fungsi digitalisasi televisi menjadi makin krusial.