Mohon tunggu...
Arif Rahman
Arif Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Menyukai hal-hal sederhana, suka ngopi, membaca dan sesekali meluangkan waktu untuk menulis. Kunjungi juga blog pribadi saya (www.arsitekmenulis.com) dan (http://ngeblog-yuk-di.blogspot.com)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mudik 2016: Dari Rebutan Tiket Hingga Menginap di Pelabuhan

4 Juli 2016   14:31 Diperbarui: 5 Juli 2016   11:34 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantas bagaimana dengan yang memesan tiket bis dan pesawat? Tentu jawabannya bakal sama pula seperti yang terjadi pada pembelian tiket kereta. Dan yang pastinya khusus tiket pesawat, pasti banyak yang rela begadang tengah malam untuk berburu tiket. Atau nggak berlomba-lomba memesan tiket lewat aplikasi online yang sudah ada dan terpercaya.

Nekat Menginap di Pelabuhan

Penumpang Yang Menginap dan Tiba Berdesak-desakan (Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar), Dok. Pribadi
Penumpang Yang Menginap dan Tiba Berdesak-desakan (Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar), Dok. Pribadi
Untuk yang satu ini, biasanya di alami oleh para calon penumpang kapal PELNI. Ya, tak jarang para calon penumpang menginap di pelabuhan demi bisa mudik ke kampung halaman. Alasan lainnya karena khawatir tidak kebagian tempat tidur di dalam kapal. Tak hanya di kereta saja loh para pemudik berlomba-lomba untuk mendapat tempat duduk yang nyaman.

Di kapal hal yang sama terjadi juga bahkan lebih ekstrim lagi. Dari pengalaman saya sebelumnya dan masih terjadi sampai saat ini, meski saya mudik terakhir tahun 2011, penumpang harus berdesak-desakan mulai masuk terminal pelabuhan, menuju tangga kapal, hingga berada di dalam kapal pun kadang masih demikian. Belum lagi harus memasang kuda-kuda yang kuat agar tidak terjatuh atau terpental saat di tabrak oleh buruh pelabuhan yang berlomba-lomba mencari nafkah.

Emang sekuat apa sih para buruh pelabuhan itu? Lumayan kuat, mirip-mirip kekuatan ksatria Yunani, pasukannya Leonidas di film “300 Sparta –Rise Of An Empire 2014”. Bahkan meski terlihat kurus, mereka masih bisa mengangkat beban yang beratnya 3-5 kali dari berat badan mereka. Yah, bisa dibilang mereka adalah Hulk di dunia nyata. Dan kalau berlari pun sama kuatnya dengan Captain Amerika ciptaan Marvel Studio.

Kembali lagi ke penumpang yang rela dan nekat tidur di pelabuhan. Selain karena ke khawatiran tidak kebagian tempat tidur, biasanya juga penumpang yang melakukan hal demikian karena jarak dari pelabuhan dengan tempat kost, menginap atau tempat tinggal sebelumnya lumayan jauh. Dan yang pastinya kalau balik lagi ke kost atau penginapan bakal memakan biaya double bahkan lebih.

Namun tak hanya itu saja penyebabnya. Ada alasan lain juga, seperti faktor alam dan faktor lain-lain. Yang mana kadang menyebabkan kapal jadi delay alias tidak sesuai jadwal yang tertera di tiket. Menariknya, delay-nya tidak seperti yang terjadi di bandara dan kadang nggak cuma 1-2 jam saja, tapi lebih.

Berapa lebihnya? Jawabannya beragam. Dari pengalaman saya, ada yang 3 jam, 4 jam, 6 jam, sampai 8 jam. Dan pengalaman saya tahun lalu saat mengantar salah satu adik saya, kapalnya delay8 jam. Dimana saya sudah berada di pelabuhan sejak pukul 3 dini hari (sehabis sahur), sedangkan kapalnya baru sandar di pelabuhan jam 12 siang. Itu pengalaman saya, tapi ada yang lebih dari itu juga dengan kapal yang sama dan menunggu kapalnya sejak magrib, yang jika di hitung-hitung orang tersebut lebih lama 9 jam dari yang saya alami.

Lalu, bagaimana dengan tahun ini? Pengalaman yang sama masih terjadi, saya menunggu kurang lebih 5 jam lamanya saat mengantar kedua orang tua ke pelabuhan tanggal 19 Juni lalu. Dimana kapalnya seharusnya sandar dipelabuhan jam 1 dini hari, malah baru nongol usai shubuh atau sekitar jam 5.30 waktu Makassar. Padahal itu juga sudah pernah di tunda sebelumnya, dimana jadwal awalnya sebenarnya adalah jam 8 malam.

Namun demikian, khusus kapal PELNI untuk tahun ini lumayan ada perubahan dan saya yakin itu pasti instruksi langsung dari Menteri Perhubungan, Pak Ignasius Jonan.

Apa saja perubahan yang dilakukan? Calo tiket kapal mulai ditekan dan sudah tidak seramai tahun-tahun sebelumnya, itu yang saya perhatikan di Makassar. Tiket yang dijual agen atau travel penjualan tiket dibatasi, dengan kata lain di sesuaikan dengan kuota tempat tidur dalam kapal dan mungkin karena inilah tiket kapal 3 minggu keberangkatan langsung ludes terjual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun