Mohon tunggu...
ARBI RIYANSYAH
ARBI RIYANSYAH Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Harian Lepas

Tulisanku bukan puisi. tapi kata-kata gelap. yang berkeringat dan berdesakan. mencari jalan. @arbirasyid

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[PUISI] September Berduka

7 September 2023   23:59 Diperbarui: 8 September 2023   00:22 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

7 September 2004

Awan meneteskan air mata

Langit membawa kabar duka

Berita gencar di mana-mana

Seorang ksatria dibunuh

dengan racun di darahnya

Pencabut nyawa datang menjemput

Setan bangga berhasil menyulut

Menghilangkan akal sehat mereka

Agar Melakukan Tanpa Keraguan

Menghancurkan bersama kekuasaan

Bersembunyi dihati yang telah mati

Mereka pun mulai panggung sandiwara

Menjalankan tugas sebagai kelakarnya

Tapi tak tahu harus bagaimana menerka

Mencoreng sumpah suci dari dalam dada

Dalam ingatan kita, Munir Said Thalib abadi

Sebagai pelindung hak asasi, di mana dia berdiri.

Dengan hati tulus dan tekad yang kuat,

Dia menapaki jalan kebenaran tanpa gentar

Suara keadilan yang menggema di udara,

Penyemangat bagi yang terpinggirkan.

Dalam memperjuangkan hak setiap insan,

Dia mengajar kita arti dari cinta dan keberanian.

Meskipun kepergiannya meninggalkan duka yang dalam,

Pesannya terus bersinar, menjadi inspirasi.

Keteguhan hatiyang tak tergoyahkan,

Kau akan selalu menjadi cahaya dalam sejarah bangsa.

Dalam setiap langkah kita

Dalam setiap doa kami

Kita merayakan Munir, pahlawan sejati

Hormat dan penghargaan disematkan

Untuk Munir Said Thalib, dalam syair ini dikumandangkan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun