Mohon tunggu...
Arbib Musrib
Arbib Musrib Mohon Tunggu... -

Alamat: Jl. Jenderal Basuki Rahmat cipinang besar selatan Toko ARBIB Ps Gembrong, Pasar Gembrong Cipinang Lantai B1 No. 9, RT.4/RW.6, Cipinang Besar Sel., Jatinegara, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13410 Telepon: 0813-8078-3912 wa 085775972757 Pin BB 54047FC6

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Waspadai dan Awasi Anak Kita

12 Maret 2018   15:00 Diperbarui: 12 Maret 2018   15:16 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Video porno itu berbahaya


Video porno terbukti bahayanya. Ragam kejahatan kekerasan seksual terjadi berawal dari kasus adanya video porno. Apalagi negeri kita yang pendidikan seksual dianggap sebagai suatu hal yang sulit untuk di terapkan.

Seputar bahaya video porno banyak menimbulkan pro kontra. Bagi mereka yang ada terbiasa ambil untung dengan pornografi tentu akan menyangkalnya. Mereka akan membeberkan sejumlah alasan untuk mengupayakan pemahaman bahwa video porno tidak berbahaya. Itulah yang bisa temukan dalam keseharian kita, bila membahas soal bahaya pornografi.

Tak hanya di negeri kita, diluar negeri sekalipun, anggapan bahaya pornografi juga menuai pro kontra. Adanya publikasi berita ilmiah yang mengabarkan bahwa konten porno bisa merusak jaringan otak pun di anggap sebagai hanya ketakutan belaka. Sebut saja salah satu aktivis lembaga sex porn academy, pernah TS baca menyampaikan bahwa; video porno bisa merusak jaringan otak manusia hanyalah ketakutan semata. Dan ketakutan itu dibuat sedemikian rupa menjadi di percaya sebagai hasil riset ilmiah. *Sumber forum Luar, ts lupa link sumbernya*

Kendatipun kita harus percaya dengan asumsi itu, tapi fakta yang terjadi adalah kebenaran tentang bahaya video porno. Apalagi yang beredar bebas, tanpa batas dan bisa di akses orang tanpa kenal usia. Ini yang paling berbahaya.

Jikalau pun memang harus menjadikan video porno sebagai solusi atas suatu problematika masalah orang dewasa, namun menyebarkan itu dengan tanpa berpikir dampaknya, adalah suatu kesalahan yang bodoh. Apalagi dalam berita ini, pelaku di kabarkan mempertontonkan koleksinya kepada anak di bawah umur dan menyebabkan anak yang seharusnya di jaga menjadi pelaku sekaligus korban kejahatan. Parah ini sisgan.

2. Perlu sangsi berat untuk pelaku
Sangsi berat mesti di terapkan dan di kenakan semaksimal mungkin. Selama ini banyak kasus serupa walau tak sama terjadi berulang kali namun sepertinya tidak menimbulkan efek jera. Bingung juga kadang kita melihat kejadian yang sedemikian. Nampaknya sangsi sosial mesti di terapkan kepada pelaku serupa. Misalnya setelah masa hukuman nya selesai pelaku harus menggunakan baju dengan tulisan " saya penyebar video porno", di tambah dengan sedikit keterangan kasusnya.

Dengan keharusan menggunakan pakaian sedemikian, rasanya mungkin akan menimbulkan efek jera. Namun rasanya tak mungkin ini bisa di lakukan. Karena secara hukum aturan nya belum ada. Dan jika nanti suatu saat ada aturan sedemikian, mungkin pelaku bisa bunuh diri setelah keluar masa tahanan. Karena harus pakai baju lengkap dengan kasus yang pernah dilakukan nya. Ga sanggup deh, macam mana itu rasanya....

3. Jaga diri dan sekitar kita
Bagi yang saat ini punya anak tentu selalu was was. Karena jaman sekarang pergaulan anak sudah berbeda dengan masa kecil kita dahulu. Namun kewaspadaan untuk pasang mata pasang telinga untuk mengamankan kita, keluarga dan lingkungan harus terus di perkuat.

Jika punya kawan, sering mempertontonkan video porno, bahkan membagikan nya kepada kita, ini kawan harus kita curigai dan jaga jarak serta berhati hatilah dengan nya. Video porno yang menampilkan hubungan suami istri itu wajar saja ada. Tapi kalo mau nonton ya tonton sendirian ajalah. Seperti halnya hubungan suami istri, itukan soal pribadi. Jadi jika ada teman kita yang menyebarkan itu, maka kepribadiannya harus di waspadai. Karena sangat besar kemungkinan ia adalah pengidap kepribadian yang bermasalah.

Ketiga hal ini mesti kita ingat kembali dan camkan lebih mendalam. Di poin pertama mungkin ada yang pro kontra. Namun ketiga poin ini sebenarnya adalah upaya kita saja untuk berjaga jaga. Karena bila sudah kejadian terjadi perkara, apalah daya kita. Waspadalah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun