Mohon tunggu...
ARASKA ARASKATA ARASKA BANJAR
ARASKA ARASKATA ARASKA BANJAR Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

A.Rahman Al Hakim, nama pena ARAska ARASKata ARASKA Banjar. Profesi Jurnalis di Kalsel, Pelaku seni, Aktivis Lingkungan dan Aktivis Seni Budaya Sosial Pendidikan, serta menjadi Terapis di Lanting Banjar Terapi. Domisili di Banjarmasin, Kalsel. Facebook araska araskata. Email araska.banjar@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Madana Dun Ya, Sekolah Sederhana dengan Jiwa Permata

12 Oktober 2016   08:13 Diperbarui: 12 Oktober 2016   08:28 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi foto, by ARAska

Madana Dun Ya, Sekolah Sederhana Dengan Jiwa Permata

Oleh Damayanti Syakra dan Tim LanSa ABK *

Tawa, tangis, teriakan, terdengar jelas dari sudut pagar sebuah Sekolah Luar Biasa (SLB) nan sederhana, bernama Madana Dun Ya. Terpaku rasanya kaki-kaki kami Lanting Sahabat Anak Berkebutuhan Khusus (LanSa ABK) menatap sekolah itu, pada Selasa pagi, 2 Agustus 2016, ada kebahagiaan tak berbatas disana.

Suara tegas para pahlawan tanpa tanda jasa itu, menenangkan mereka di tiap-tiap kelas yang ruangnya belum sempurna. Madana Dun Ya, namanya begitu unik namun besar maknanya.

Yusmini, Wakil Kepala Sekolah SLB Plus Madana Dun Ya menjelaskan artinya, bahwa Madana adalah mengatur, Dun Ya adalah Dunia, jadi berharap agar sekolah ini dapat mengatur dunia untuk ABK, agar mereka sejahtera dan tidak ada diskriminasi.

Kehadiran LanSa ABK di SLB Madana Dun Ya, merupakan rangkaian jejak yang panjang dari kegiatan sosial bersama Prasasti Pena yang telah dimulai dari Oktober 2015, dengan tema ‘Berbagi Pengetahuan & Pengalaman’.

Rangkaian kegiatan sosial sebelumnya, yaitu dari Panti Asuhan ke Panti Asuhan (PA) di PA Al Ihsan, PA Siti Armah, PA Al Hidayah, PA Al Ikhlas, PA Nur Hidayah, PA Harapan Ibu, PA Muhammadiyah Putra, PA Aisyah Puteri, PA Sultan Suriansyah, PA Intan Sari, dan PA Nur Azizah. Kemudian SLB Madana Dun Ya, PA Bhakti Luhur, PA Ashabul Kahfi, PA Al Muhajirin, dan PA Arrisalah

SLB Madana Dun Ya didirikan pada tahun 2010, yang beralamat di Jalan Brigjend H Hasan Basri, Gang Abuya, No 92 A, RT 39, Banjarmasin, ini merupakan sekolah yang terdapat anak-anak penghuni surga di dalamnya, yaitu anak-anak berkebutuhan khusus.

Terhitung sekitar 50% untuk anak yang mengalami hambatan kognitif atau tunagrahita ringan, 30% anak autis, dan 20% anak yang mengalami hambatan pendengaran atau tunarungu, serta sebagian kecil lainnya ada yang tuna ganda.

Anak-anak yang bersekolah disana terbilang cukup banyak, namun tenaga pendidiknya masih sedikit, bahkan dapat dikatakan kekurangan. Sehingga satu orang tenaga pendidik harus masuk ke dalam beberapa kelas yang terbilang sempit dan masih belum teratur, untuk memenuhi kebutuhan belajar anak.

Selain itu, ditengah minimnya perlengkapan penunjang pendidikan dan prestasi anak didik, seperti perlengkapan alat musik gitar, gendang, dan alat musik lainnya yang masih belum tersedia, termasuk pelatih musik itu sendiri. Karena ketiadaan anggaran untuk memenuhinya.

Meskipun begitu, ditengah keterbatasan sekolah ini tidak minim skill,anak-anak disana dilatih menari, melukis, olahraga renang, lari, bahkan ada yang pandai membaca puisi. Semua itu diarahkan tergantung dari minat anak dan dilihat kemampuannya.

Untuk menari saja anak-anak disana sudah menguasai dua tarian, yaitu Tari Persembahan dan Tari Ampar-Ampar Pisang. Tidak hanya menguasai saja, tetapi mereka juga sering tampil di berbagai perlombaan.

LanSa ABK sangat salut dengan prestasi-prestasi mereka yang luar biasa, keberhasilan mereka dalam menggali potensi anak-anak ABK terutama anak-anak ABK itu sendiri, sudah sepatutnya ditempatkan di ruang yang tepat, difasilitasi, dan ditunjukkan pada dunia.

Dalam perbincangan LanSa ABK dengan Yusmini, ia menuturkan awal ketertarikannya masuk ke dalam dunia luar biasa ini, yaitu karena pengalaman yang mengesankan saat menggendong seorang temannya yang tunadaksa, ketika ia masih sekolah dulu.

Yusmini menyadari bahwa seni dan keterampilan itu sangat penting untuk anak-anak teruntuk anak berkebutuhan khusus, karena untuk akademik mereka memang masih jauh tertinggal dari anak pada umumnya.

Namun ketika mereka mendapat keterampilan dan sentuhan seni, perkembangan mereka menjadi lebih baik, bahkan berprestasi dalam bidang yang mereka minati. Hal tersebut terbukti melalui teman Yusmini tersebut, yang sekarang sudah berhasil.

Terlebih juga untuk anak tunarungu, mereka hebat dalam menggambar, karena daya khayalnya bagus dan kuat, sehingga bila mendapat arahan dan latihan yang tepat, mereka akan menunjukkan bakat menggambar yang luar biasa. Oleh karena itu, keterampilan dan seni sangatlah penting.

SLB Madana Dun Ya hanyalah sekolah swasta di bawah Lembaga Pengembangan Masyarakat ‘Komunitas Membangun’, ditengah keterbatasan biaya dan fasilitas, SLB Madana Dun Ya malah mengratiskan biaya pendidikan bagi orang tua dari anak-anak ABK yang tidak mampu, dan bagi yang mampu boleh membayar secara suka rela.

“Para orang tua boleh membayar secara sukarela, namun tidak ada paksaan bagi mereka yang tidak bisa membayar, karena sebagai pendidik mengajar adalah sebuah kewajiban dan mereka wajib mendapatkan pendidikan,” kata Yusmini.

Meskipun begitu, beliau tidak pernah lupa berucap syukur atas bantuan-bantuan yang diberikan baik itu dari Dinas Pendidikan, Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan Dinas Sosial yang digunakan sesuai dengan porsinya.

Selain itu, perhatian pemerintah pun juga sudah mulai ada, meskipun bisa dibilang minim. Berkaca dari sistem luar pulau, beliau menginginkan pemerintah dan perusahaan bekerjasama membantu penyandang disabilitas yang ada di benua kita ini untuk memenuhi kebutuhan hak-hak kaum difabel, seperti aksesibilitas untuk memberikan kemudahan bagi mereka ,dan fasilitas-fasilitas yang dapat menduniakan bakat-bakat mereka.

Untungnya, sebagian masyarakat sudah menyambut baik kehadiran anak-anak berkebutuhan khusus, dulu para orang tua selalu menyembunyikan anak mereka dan menganggap mereka bodoh. Namun, anggapan itu sudah mulai terkikis sedikit demi sedikit.

SLB Madana Dun Ya juga bekerjasama dengan Psikolog, sehingga para orang tua dapat mengetahui perkembangan kemampuan anak. Orang tua dan pihak sekolah memang harus menjalin komunikasi yang baik, semua yang diajarkan di sekolah harus diteruskan orang tua di rumah, agar kemampuan anak yang sudah terbangun tidak hilang dan terus terasah.

Orang tua juga harus memperhatikan pola makan anak dengan baik, agar terhindar dari tingkah laku anak yang tidak diinginkan, karena makanan juga mempengaruhi perkembangan anak.

Dalam proses pembelajaran pun anak berkebutuhan khusus harus menggunakan media, atau alat bantu belajar seperti miniatur, gambar-gambar, dan permainan-permainan yang dapat mempercepat pemahaman mereka. Para pendidik Madana Dun Ya tidak pernah kehabisan ide untuk membuat seribu macam media untuk mereka.

Keberhasilan anak berkebutuhan khusus adalah sebuah kebahagiaan bagi pendidik-pendidik mereka. Mungkin kata ‘berhasil’ yang dihasilkan oleh mereka bukanlah hal besar, namun ‘berhasil’nya mereka akan membuat haru dan bangga.

Maka, penting sekali untuk menjembatani bakat-bakat mereka menuju puncak keberhasilan. Hal ini tentu tidak bisa dilakukan sendirian, tapi bersama-sama, baik itu dari suatu komunitas, masyarakat, maupun pemerintah, terlebih lagi dukungan dari media massa.

* Penulis, Mahasiswi FKIP Prodi PLB UNLAM dan Peserta Pelatihan Menulis di LanSa ABK.

https://www.facebook.com/araska.araskata/media_set?set=a.1168981059820612.1669060610&type=3

https://www.facebook.com/1384010988569715/photos/?tab=album&album_id=1571445136492965

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun