Meskipun begitu, ditengah keterbatasan sekolah ini tidak minim skill,anak-anak disana dilatih menari, melukis, olahraga renang, lari, bahkan ada yang pandai membaca puisi. Semua itu diarahkan tergantung dari minat anak dan dilihat kemampuannya.
Untuk menari saja anak-anak disana sudah menguasai dua tarian, yaitu Tari Persembahan dan Tari Ampar-Ampar Pisang. Tidak hanya menguasai saja, tetapi mereka juga sering tampil di berbagai perlombaan.
LanSa ABK sangat salut dengan prestasi-prestasi mereka yang luar biasa, keberhasilan mereka dalam menggali potensi anak-anak ABK terutama anak-anak ABK itu sendiri, sudah sepatutnya ditempatkan di ruang yang tepat, difasilitasi, dan ditunjukkan pada dunia.
Dalam perbincangan LanSa ABK dengan Yusmini, ia menuturkan awal ketertarikannya masuk ke dalam dunia luar biasa ini, yaitu karena pengalaman yang mengesankan saat menggendong seorang temannya yang tunadaksa, ketika ia masih sekolah dulu.
Yusmini menyadari bahwa seni dan keterampilan itu sangat penting untuk anak-anak teruntuk anak berkebutuhan khusus, karena untuk akademik mereka memang masih jauh tertinggal dari anak pada umumnya.
Namun ketika mereka mendapat keterampilan dan sentuhan seni, perkembangan mereka menjadi lebih baik, bahkan berprestasi dalam bidang yang mereka minati. Hal tersebut terbukti melalui teman Yusmini tersebut, yang sekarang sudah berhasil.
Terlebih juga untuk anak tunarungu, mereka hebat dalam menggambar, karena daya khayalnya bagus dan kuat, sehingga bila mendapat arahan dan latihan yang tepat, mereka akan menunjukkan bakat menggambar yang luar biasa. Oleh karena itu, keterampilan dan seni sangatlah penting.
SLB Madana Dun Ya hanyalah sekolah swasta di bawah Lembaga Pengembangan Masyarakat ‘Komunitas Membangun’, ditengah keterbatasan biaya dan fasilitas, SLB Madana Dun Ya malah mengratiskan biaya pendidikan bagi orang tua dari anak-anak ABK yang tidak mampu, dan bagi yang mampu boleh membayar secara suka rela.
“Para orang tua boleh membayar secara sukarela, namun tidak ada paksaan bagi mereka yang tidak bisa membayar, karena sebagai pendidik mengajar adalah sebuah kewajiban dan mereka wajib mendapatkan pendidikan,” kata Yusmini.
Meskipun begitu, beliau tidak pernah lupa berucap syukur atas bantuan-bantuan yang diberikan baik itu dari Dinas Pendidikan, Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan Dinas Sosial yang digunakan sesuai dengan porsinya.
Selain itu, perhatian pemerintah pun juga sudah mulai ada, meskipun bisa dibilang minim. Berkaca dari sistem luar pulau, beliau menginginkan pemerintah dan perusahaan bekerjasama membantu penyandang disabilitas yang ada di benua kita ini untuk memenuhi kebutuhan hak-hak kaum difabel, seperti aksesibilitas untuk memberikan kemudahan bagi mereka ,dan fasilitas-fasilitas yang dapat menduniakan bakat-bakat mereka.