Tapi terus mikir, orang begitu mau ditunjukkan bukti kaya apapun ya akan tetap menganggap saya caper. Cuma menghabiskan energi meladeni orang seperti itu.
Lebih baik fokus pada teman-teman yang tetap support, sekalipun mereka juga mungkin sering berpikir kalau saya caper.
Jiwa depresi saya kalau lagi kumat sering bikin saya mikir ... jangan-jangan benar, saya cuma caper.
Pikiran kaya gini suka bikin saya down dan berhenti untuk cari pertolongan. Bikin saya malas untuk terapi atau sekadar curhat dengan kawan. Ini hal berbahaya untuk pengidap sakit jiwa.
Untuk kalian, yang saat ini berjuang untuk kesehatan jiwa lebih baik, kalau ada yang ngatain kalian caper saya cuma mau bilang "It's ok. Nggak papa.
Itu artinya kalian masih berjuang. Cuma kita yang tahu persis, cuma kita yang bisa merasakan kalau setitik perhatian memang bisa menyelamatkan nyawa.
Setitik perhatian yang kadang harus mati-matian dicari terlebih dahulu, selalu mampu bikin kita tetap di dunia. Â Bikin kita bertahan sedikit lebih lama lagi. Bikin kita sadar, masih ada sedikit ini atau itu yang menautkan kita dengan kehidupan.
Kita tahu persis saat kita berhenti mencari perhatian, saat kita berhenti meminta pertolongan. Di situlah segalanya berakhir.
Kalau kamu sedih karena ada yang ngatain kamu caper, tolong bilang ke dirimu, 'Nggak papa caper, itu cuma salah satu caramu survive. Kamu hebat karena nggak menyerah!
Untuk kalian, yang saat ini dianugerahi kesehatan mental luar biasa baik dan kuat, bersyukurlah.
Kalau kalian sebal melihat orang-orang yang lagi sakit jiwanya terkesan caper (bilang ingin mati, ingin bunuh diri, lebay merasa seolah orang paling malang sedunia, dlsb) berbahagialah, karena orang-orang dengan fase seperti inilah yang masih sangat mungkin diselamatkan.