Mohon tunggu...
Arako
Arako Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Best in citizen journalism K-Award 2019 • Pekerja Teks Komersial • Pawang kucing profesional di kucingdomestik.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fiksi Kuliner] Ikan Pais Sisa Kemarin

9 Juni 2016   23:33 Diperbarui: 9 Juni 2016   23:44 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Suaramu bagus, Nandita," puji Charaka. Pemuda itu tanpa ragu ikut duduk di lantai, di sebelah Nandita. "Lagunya juga bagus. Bisa kau terjemahkan liriknya untukku?"

Nandita tampak kaget dengan kemunculan Charaka yang tiba-tiba. Wajahnya menghangat merah. Udara di sekitarnya seperti menipis. Dia tak bisa berkata-kata untuk beberapa saat lamanya, sebelum akhirnya bisa menguasai diri.

Terima kasih, Mas Raka," kata Nandita. "Lagu ya? Hmm, lagu ini -seperti judulnya-, menceritakan tentang Ikan Pais. Makanan khas daerah sini. Konon, Ikan Pais ini menjadi makanan favorit Bung Karno sewaktu beliau diasingkan di Bengkulu. Mungkin, masakan ini juga yang membuat beliau jatuh cinta pada Ibu Fatmawati...."

"Oh ya?" mata Charaka melebar, tertarik.

"Ya. Bait pertama lagu ini, menjelaskan proses pembuatannya. Yang menggunakan kelapa muda -tapi bukan lagi dogan- yang diparut," jelas Nandita. "Kelapa parut itu lalu dicampur dengan berbagai bumbu yang dihaluskan seperti kunyit, jahe, bawang, kemiri, lengkuas, juga kelapa tua yang disangrai dan ditumbuk halus. Tidak lupa batang serai dimemarkan dan daun jeruk."

"Wah, pantas baunya khas begini," komentar Charaka.

"Begitu bumbu sudah siap, maka ikan siap dibungkus. Seperti kalimat dalam lagunya, dibungkus dengan daun talas rapi-rapi, lalu diikat dengan tali mesiang..."

"Daun talas?" Charaka tak percaya. Dia tahu tumbuhan rawa yang satu itu. "Bukannya itu membuat gatal? Dan tali mesiang, apa itu?"

Nandita tersenyum. "Benar, gatal jika tidak tahu cara memasaknya. Tali mesiang itu tumbuhan rawa juga, sekarang sudah jarang ditemukan. Jadi untuk ikan pais kita hari ini, aku hanya mengikatnya dengan tali rafia. Toh, fungsinya agar ikatannya tidak lepas saat nanti direbus."

Charaka sampai tak berkedip melihat Nandita memeragakan penjelasannya. Potongan ikan yang berada di tengah dilumuri dengan bumbu, lalu dibungkus dengan daun talas tiga lapis. Setelah itu, masih ditambahkan daun pisang sebagai lapisan terluar yang kemudian diikat kuat. Sekilas, memang tampak seperti membuat pepes, namun berbeda. Jika pepes bentuknya lonjong memanjang, maka Pais bentuknya nyaris bujur sangkar dan agak pipih.

"Untuk membuat ikan pais ini, tidak harus ikan kakap. Bisa ikan yang lain, tapi sebaiknya pilih yang tidak terlalu banyak tulang. Biasanya, satu bungkusan Ikan Pais berisi satu ekor ikan utuh. Tidak perlu dipotong, yang penting sudah dibersihkan," jelas Nandita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun